Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Asumsi Dasar RAPBN 2020 dari Kementerian ESDM

Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan asumsi dasar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 di hadapan Komisi VII DPR RI.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan penjelasan pada Seminar Nasional Prospek Penerimaan Negara dari Mineral, Batubara dan Migas di Tahun Politik di Universitas Indonesia, Depok, Senin (1/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan memberikan penjelasan pada Seminar Nasional Prospek Penerimaan Negara dari Mineral, Batubara dan Migas di Tahun Politik di Universitas Indonesia, Depok, Senin (1/4/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyampaikan asumsi dasar dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 di hadapan Komisi VII DPR RI.

Jonan mengatakan, tantangan pertama dalam menyusun asumsi dasar sektor ESDM adalah menghitung ICP. Menurutnya, faktor eksternal seperti perang dagang ikut memengaruhi harga ICP.

Kementerian ESDM mengusulkan, ICP pada RAPBN 2020 sebesar US$60 per barel atau turun dari ICP dalam APBN 2019 sebesar US$70 ber barel.

"ICP terus terang sekarang enggak ada yang bisa benar-benar memprediksi. Gejolak globalnya tinggi karena ada perang dagang China dan Amerika Serikat, dan geopolitik lainnya," katanya dalam RDP dengna Komisi VII DPR, Kamis (20/6/2019).

Hingga pertengahan 2019, menurutnya, rerata ICP Januari--Mei 2019 tercatat US$63,57 per barel. Sementara itu, untuk Solar bersubsidi tidak mengalami perubahan dalam asumsi dasar APBN 2019 yakni sebesar 15,58 juta kiloliter.

Jonan mengatakan, tidak adanya perubahan jumlah subsidi dengan mempertimbangkan beroperasinya beberapa jalan tol di Tanah Air."Karena harga tiket pesawat juga agak tinggi, maka orang naik kendaraan darat," tambahnya.

Kementerian ESDM mengusulkan subsidi listrik senilai Rp58,62 triliun dalam RAPBN 2019 atau turun dari APBN 2019 senilai Rp59,32 triliun. Hanya saja, lanjut Jonan, subsidi dapat turun ketika tarif listrik yang golongan 900 VA ke atas mengikuti tarif adjustment yang belaku.

"Kalau itu tetap [mengikuti adjustment, maka subsidinya hanya akan turun sekitar Rp600 miliar sampai dengan Rp700 miliar saja," tambahnya.

Pada kesempatan yang sama Dirjen Migas Djoko Siswanto mengatakan untuk 2020 kami menggunakan angka terendah dari rerata ICP tiga tahun ke belakang atau sekitar US$60 per barel.

"Untuk subsidi LPG 3kg, kita sama tahun ini karena realisasi penyaluran hingga Maret 2019 relatif masih terjaga," katanya.

 

Berikut ringkasan Asumsi Dasar Sektor ESDM RAPBN 2020:

URAIAN                                               APBN 2019          RAPBN 2020 Usulan Kementerian ESDM

ICP (US$/barel)                                    70                            60

Lifting Minyak (BOPD)                    778                          734        

Lifting Gas Bumi (BOEPD)            1.250                      1.159

Cost Recovery US$ miliar             10,22                      10 - 11

Minyak Tanah (juta KL)                    0,61                        0,56

Solar (juta KL)                                       15,58                      15,58

LPG 3kg (juta Mton)                          6.978                      6.978                    

Subsidi Gasoil 48 (Rp/liter)           2.000                      2.000

Subsidi listrik (Rp triliun)               59,32                      58,62

Sumber: Kementerian ESDM, diolah


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper