Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KABAR PASAR 18 JUNI: Aramco Berlanjut di Cilacap, Palapa Ring Sepi Peminat

Berita terkait kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco sertanSistem Komunikasi Kabel Laut Palapa Ring menjadi sorotan media massa hari ini, Selasa (18/6/2019).
Toba Bara/tobabara.com
Toba Bara/tobabara.com

Bisnis.com, JAKARTA – Berita terkait kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco serta Sistem Komunikasi Kabel Laut Palapa Ring menjadi sorotan media massa hari ini, Selasa (18/6/2019).

Berikut rincian topik utama di sejumlah media nasional:

Aramco Berlanjut di Cilacap. Setelah sempat tersendat akibat permasalahan valuasi, kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco untuk mengembangkan kilang minyak di Cilacap, Jawa Tengah berpeluang dilanjutkan kembali. (Bisnis Indonesia)

Insentif Ditebar, Investasi (Sulit) Mekar. Sejak September 2015 hingga saat ini, tim ekonomi Presiden Joko Widodo yang dikomandoi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution telah melahirkan 16 paket kebijakan ekonomi. (Bisnis Indonesia)

Palapa Ring Sepi Peminat. Sistem Komunikasi Kabel Laut Palapa Ring masih sepi peminat. Investasi besar yang digelontorkan terancam sia-sia jika pemerintah tidak berpikir lebih keras merangkul operator telekomunikasi agar menyewa fasilitas tersebut. (Bisnis Indonesia)

Layer Sanksi Kepabeanan Dilonggarkan. Pemerintah memperlonggar layer dan pengenaan sanksi kepabeanan terhadap para eksportir dan importir yang kurang bayar baik dari sisi bea masuk maupun bea keluar. (Bisnis Indonesia)

Regulasi Industri Mamin Harus Dibenahi. Regulasi yang terkait industri makanan dan minuman (mamin) harus dibenahi. Selama ini, banyak regulasi yang tumpang tindih dan tidak sinkron antar-kementerian atau lembaga. (Investor Daily)

Pertumbuhan Ekonomi Terjebak di Angka 5%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan masih berkutat di level 5%. Kelesuan ekonomi global sebagai efek perang dagang yang masih menghantui ekonomi dalam negeri tahun depan menjadi pertimbangan pemerintah dan DPR merancang target pertumbuhan ekonomi yang konservatif. (Kontan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper