Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hanya Tumbuh 10%, Penerimaan Pajak Belum Bergairah

Sampai dengan Mei lalu, kinerja penerimaan pajak belum menunjukan pergerakan yang cukup signifikan.
Karyawan berkomunikasi di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Karyawan berkomunikasi di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak di Jakarta, Senin (10/6/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Sampai dengan Mei lalu, kinerja penerimaan pajak belum menunjukan pergerakan yang cukup signifikan.

Informasi dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak menunjukan pertumbuhan penerimaan pajak pada bulan Mei hanya mampu tumbuh 10 persen dibandingkan Mei tahun sebelumnya.

Artinya dengan penerimaan pada Mei 2018 sebelumnya senilai Rp484,5 triliun, penerimaan pajak pada Mei 2019 diperkirakan berada di angka Rp532,95 triliun.

Kendati dari sisi nominal terjadi peningkatan namun dari sisi pertumbuhan justru terjadi penurunan karena Mei tahun lalu mampu tumbuh di angka 14,13 persen.

"Perbandingannya Mei dengan Mei tahun lalu, ini masih cukup menantang," ungkap Direktur Potensi Kepatuhan dan Penerimaan Pajak Ditjen Pajak Yon Arsal kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Yon tak menampik bahwa penerimaan pajak tahun ini memiliki tantangan yang cukup besar. Apalagi, target pertumbuhan penerimaan pajak tahun ini cukup tinggi yakni di kisaran 19 persen.

Hal ini ditambah oleh kinerja per jenis penerimaan pajak yang belum menunjukan perbaikan. PPN misalnya, meski pada bulan Mei lalu terdapat momentum puasa dan persiapan lebaran, kinerjanya juga diproyeksikan tak seatraktif tahun lalu.

"Ada penambahan penerimaan, konsumsi bagus, ada peningkatan PPN," imbuhnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pesimistis sejumlah target yang telah disusun dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) 2019, akan mampu tercapai dengan baik.

Dengan meningkatnya risiko global, bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menyebut akan ada tekanan terhadap pendapatan negara dan hibah akan terlihat dari sisi perpajakan.

Baik yang berasal dari resiko global, penurunan dari ekspor, investasi dan penurunan dari pendapatan perusahaan perusahan yang mengandalkan komoditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Tegar Arief

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper