Bisnis.com, JAKARTA — Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) memperingatkan soal potensi jebakan pangan atau food trap akibat kebijakan impor daging beku dari India. Peningkatan permintaan daging beku asal India dinilai dapat menyebabkan harga daging asal negara Asia Selatan tersebut meningkat ke depannya.
"Keran impor daging beku India dibuka karena harapannya harga lebih murah, tetapi kecenderungan [harganya] makin mahal," kata Sekretaris Jenderal PPSKI Rochadi Tawaf saat dihubungi Bisnis, Rabu (12/6/2019).
Berdasarkan pantauan PPSKI, harga daging kerbau beku asal India usai Idulfitri 2019 cenderung tinggi mulai dari Rp75.000 per kilogram sampai Rp90.000 per kilogram tergantung kualitas.
Baca Juga
"Harga ini dipengaruhi permintaan yang sudah adiktif dengan harga rendah. Inilah yang disebut food trap, kami sudah memprediksi ini," sambung Rochadi.
Rochadi pun menyoroti risiko kesehatan yang dipertaruhkan Indonesia lantaran mengimpor daging asal India. Pasalnya, masih terdapat kekhawatiran akan penyakit kuku dan mulut (PKM) di negara tersebut.
"Saya pikir pengawasan kesehatan daging harus diperhatikan. Wabah penyakit di pasar bebas itu sulit dikendalikan. Pemeriksaan kesehatan diperlukan saat sidak hari H, tak hanya di gudang-gudang stok tapi harus ketat sampai ke ritel," ujarnya.