Bisnis.com, DENPASAR — Sungai yang mengalir di kota-kota besar kerap kotor oleh sampah atau limbah rumah tangga. Namun, sungai di jantung Denpasar justru menjadi magnet bagi wisatawan karena keasriannya.
Kota Denpasar dan Kabupaten Badung dibelah oleh sungai sepanjang 22 kilometer bernama Tukad Badung. Dalam Bahasa Bali, tukad berarti sungai sedangkan Badung merupakan pusat perekonomian kerajaan di Bali dahulu.
Saat Denpasar berkembang semakin cepat menjadi destinasi wisata skala internasional, Tukad Badung tetap terjaga keasriannya, bahkan dijadikan magnet bagi wisatawan. Sungai tersebut dipercantik dengan dibuatkan taman di belantarannya.
Di belantaran tersebut terdapat teras-teras berundak yang dapat digunakan pengunjung untuk duduk santai. Rindah pepohonan di pinggir sungai pun dapat membuat teduh pengunjung pada siang hari.
Pada malam hari, Tukad Badung dihiasi lampu berwarna-warni yang dapat menjadi lokasi foto yang menarik. Cuaca yang sejuk pun membuat Tukad Badung menjadi tempat yang tepat untuk melepas penat.
Pemerintah Kota Denpasar menjelaskan bahwa penataan Tukad Badung terinspirasi dari Sungai Cheonggyecheon di Seoul, Korea Selatan. Tujuan penataan tersebut sama-sama agar masyarakat dapat lebih menikmati sungai yang bersih dan indah.
Sungai tersebut berawal dari Kecamatan Abiansemai di Badung, sekitar 12 kilometer di utara Denpasar dan bermuara di Teluk Benoa.
Berdasarkan informasi Dinas Pariwisata Denpasar, yang dikutip Rabu (5/6/2019), Tukad Badung merupakan lintasan pasukan ekspedisi Belanda menuju Puri Pemecutan dari Denpasar pada peristiwa Puputan Badung, 20 September 1906.
Tim Jelajah Jawa-Bali 2019: Rayful Mudassir, Aziz Rahardyan, Mutiara Nabila, Wibi Pangestu Pratama, Ni Putu Eka Wiratmini