Bisnis.com, BADUNG – Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia, terutama Bali, pada periode pertengahan 2019 mengalami stagnansi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Ketua Umum Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) N. Rusmiati mengatakan wisatawan mancanegara (wisman) cenderung menunggu dan melihat (wait and see) kondisi keamanan Indonesia sebelum memutuskan untuk berlibur ke Indonesia.
"Kondisinya saat ini wisman menunggu situasi Indonesia agar lebih kondusif setelah Pemilu 2019. Hal itu yang membuat kunjungan wisman pada pertengahan tahun ini tidak tumbuh dan tidak turun juga," katanya, Rabu (5/4/2019).
Menurutnya, Juni sejatinya menjadi salah satu periode puncak (peak season) bagi kunjungan wisman, terutama di destinasi wisata populer bagi wisman, seperti Bali.
Namun, periode tersebut gagal termanfaatkan dengan baik pada tahun ini karena adanya sejumlah travel warning dari beberapa negara pada bulan lalu.
"Biasanya memang Juni menjadi salah satu periode favorit kunjungan, karena cuaca Indonesia sedang pada posisi yang menyenangkan bagi wisman, yakni tidak terlalu panas dan tidak sering mengalami hujan juga," lanjutnya.
Risman, salah satu penjual pakaian di Pasar Kuta, mengatakan saat ini terjadi penurunan penjualan kepada wisman. Kondisi itu, lanjutnya, telah terjadi sejak awal tahun ini.
"Biasanya pada tahun lalu saya bisa menjual lebih dari lima potong baju per hari. Namun saat ini, menjual satu potong saja sudah susah," jelasnya.
Menurutnya periode Juni seharusnya menjadi salah satu momentum untuk meningkatkan penjualan, lantaran berbarengan dengan libur Lebaran yang didukung oleh kunjungan wisatawan domestik.
Tim Jelajah Jawa-Bali 2019 (Yustinus Andri, Muhammad Ridwan, Andi M. Arief, Maria Elena, Reni Lestari)