Impor AS dari Vietnam Tumbuh Paling Cepat pada Kuartal I/2019

Bisnis.com, JAKARTA – Vietnam menjadi salah satu sumber impor Amerika Serikat yang tumbuh paling cepat dibandingkan negara Asia lainnya pada kuartal pertama 2019, dan dapat berpotensi mengungguli Inggris sebagai pemasok yang lebih besar ke AS jika negara itu terus meningkatkan pertumbuhan ekspor.

Seperti dikutip Bloomberg, Data Biro Sensus AS menunjukkan impor dari Vietnam melonjak 40,2 persen dalam tiga bulan pertama tahun 2019 dibandingkan periode yang sama tahun tahun sebelumnya, sementara impor dari Korea Selatan naik 18,4 persen.

Pada saat yang sama, impor barang-barang dari China menurun 13,9 persen karena ketegangan perdagangan memanas.

Jika laju pertumbuhan Vietnam dapat dipertahankan selama satu tahun penuh, yang akan menjadi prestasi besar, negara Asia Tenggara tersebut dapat melampaui Italia, Prancis, Inggris, dan India di jajaran eksportir teratas ke AS.

India akan meningkat dua posisi dan Perancis satu posisi jika keduanya terus tumbuh pada kecepatan yang sama sepanjang tahun ini. Sementara itu, Irlandia akan turun empat, dan Inggris dan Italia masing-masing turun dua posisi.

Vietnam telah menjadi negara yang menonjol di saat mesin ekspor dunia sebagian besar terdampak oleh ketegangan perang dagang dan siklus elektronik yang melambat.

Jepang, Korea Selatan, Singapura, dan Taiwan semuanya mengalami kontraksi ekspor pada bulan April, sementara pada bulan yang sama ekspor Vietnam naik 7,5 persen dari tahun sebelumnya.

Vietnam diuntungkan oleh perusahaan yang menggeser rantai pasokan sebagai tanggapan terhadap kenaikan tarif AS untuk barang-barang asal China. Vietnam menawarkan tenaga kerja murah dan iklim bisnis yang membaik di samping menjadi salah satu negara dengna tingkat pertumbuhan tercepat di dunia.

Perhitungan Biro Statistik AS untuk tahun 2019 dimulai dengan tingkat dasar impor AS di tahun 2018 menggunakan 12 negara teratas. Tingkat pertumbuhan kuartal pertama 2019 untuk negara –negara ersebut diekstrapolasi untuk setahun penuh untuk memperkirakan negara-negara sumber impor terbesar bagi AS. 

 Sumber: Bloomberg