Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perhubungan mengungkapkan daya saing dari moda angkutan jalan terangkat dan dapat bersaing dengan moda kereta api karena keberadaan infrastruktur tol Trans-Jawa.
Staf Ahli Bidang Logistik Multimoda Keselamatan Perhubungan Kementerian Perhubungan Cris Kuntandi menuturkan, keberadaan infrastruktur ini harus dimanfaatkan sebagai sarana meningkatkan perekonomian di daerah.
Oleh karenanya, Kemenhub membentuk bus antarkota antarprovinsi (AKAP) yang melayani trayek Jakarta--Surabaya tetap menggunakan tol, dengan hanya berhenti di rest area Semarang dan Solo.
Menurutnya, kalau berangkat dari Jakarta ke Surabaya dan keluar masuk tol atau lewat jalur nonton tetap lebih murah jalur tol, lebih cepat dan lebih murah.
"Ini menjadi kebangkitan bersama, harapannya angkutan jalan semakin kompetitif dengan perubahah harga di penerbangan, bagi mereka suatu keuntungan, bisa menjaga kualitas keselamatan," terangnya saat Peluncuran perdana bus AKAP Tol Trans-Jawa, Senin (27/5/2019).
Dia menuturkan, sebelumnya dengan harga yang sangat rendah orang berbondong-bondong menggunakan moda udara, Jakarta--Surabaya 2 jam. Namun, dengan keberadaan tol ini dalam 12 jam bisa sampai dan dengan moda kereta api menjadi kompetitif.
"Saya Komisaris di PT Kereta Api Indonesia, Jakarta--Surabaya paling cepat 10 jam--12 jam. Ini menjadi kelebihan di darat, apalagi untuk darat tidak ada keterbatasan kapasitas, bus penuh tinggal beli bus baru, kereta tidak seperti itu, prasarananya pun sudah tertentu," terangnya.
Dia berharap, dengan adanya trayek baru ini dapat meningkatkan keselamatan dalam berkendara, karena bus tidak lagi melalui perlintasan sebidang kereta api yang berisiko tinggi kecelakaan.
Kesempatan kali ini juga bertepatan dengan hadirnya masa mudik Lebaran. "Maka kami Kemenhub sudah rancang berbagai kebijakan menjaga keselamatan, mengingatkan operator ramp check dan pemahaman terkait rambu-rambu," terangnya.