Bisnis.com, JAKARTA - Prospek pasar obat bebas alias over the conter (OTC) diyakini tetap positif pada tahun ini, lantaran kebutuhan masyarakat di dalam negeri yang luas, serta harganya yang sangat terjangkau dibandingkan dengan obat resep.
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius mengutarakan bahwa jangkauan distribusi obat OTC perlu diperluas hingga ke daerah-daerah.
“Sehingga dapat meringankan BPJS [Badan Penyelenggara Jaminan Sosial] Kesehatan. Karena orang sakit tidak perlu [berobat] ke rumah sakit,” ucapnya kepada Bisnis, Kamis (23/5/2019).
Vidjongtius memaparkan kapasitas produksi obat OTC perseroan baru akan meningkat 50%--100% lebih besar tahun ini. Sementara itu, pertumbuhan penjualan obat OTC diproyeksi mencapai 5%--10% pada akhir tahun ini.
Gabungan Pengusaha Farmasi (GP Farmasi) mencatat pertumbuhan obat bebas mencapai 5%--6% pada kuartal I/2019. Asosiasi menilai pertumbuhan tersebut belum signifikan mengingat peredaran obat OTC masih dibatasi.
Obat OTC adalah obat yang dapat diperoleh secara bebas tanpa resep dokter. Obat jenis ini dapat dibeli di apotek, toko obat, toko biasa, bahkan di warung kecil. Ciri obat bebas ini pada wadah atau kemasannya diberi tanda khusus berupa lingkaran hijau dengan garis tepi hitam.
Baca Juga
Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetik- antipiretik, dan beberapa antasida. Contoh obat bebas antara lain Aktipet, Ikadryl, Tuseran, Sanaflu, Combantrin, Cerebrovit, Bronsolvan, Neozep, Konidin, Inza, Paramex, dan Betadine.
Adapun Kable Farma memiliki berbagai jenis obat bebas, mulai obat pencernaan, flu dan batuk, kram dan nyeri, serta minyak hangat.
Sejumlah merek obat bebas yang dipasarkan oleh Kalbe Farma di antaranya Aloclair, Bejo, Bintang 7, Cap Lang, Caplang, Counterpain, Forneuro, Geliga, Imboost, Kalpanax, Komix, Likurmin, Mediflex, Mextril, Mixagrip, Mylanta, Neo entrostop, Neuralgin, Promag, Starmuno, Sutra, V Fresh, Vicks, dan Woods