Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) menegaskan faktor global lebih dominan dibandingkan kondisi dalam negeri dalam pergerakan aliran dana di aset keuangan dan perkembangan nilai tukar rupiah.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, kondisi global ini terkait dengan eskalasi ketegangan perdagangan antara China dan Amerika Serikat (AS).
"Sepanjang 13-17 Mei 2019, di pasar SBN [surat berharga negara] terjadi outflow setelah adanya eskalasi perang dagang sebesar Rp7,3 triliun," kata Perry, Kamis (23/05/2019).
Menurutnya, faktor global tersebut sangat berpengaruh tidak hanya di Indonesia, tetapi ke berbagai negara.
Namun, dalam dua hari terakhir, aliran dana ke pasar SBN kembali masuk senilai Rp1,7 triliun seiring dengan kuatnya kepercayaan investor asing terhadap fundamental ekonomi Indonesia dan menariknya imbal hasil dari SBN dalam negeri.
Aliran dana asing ke pasar SBN ini, sejalan dengan kondisi pergerakan rupiah yang kembali menguat hari ini, Kamis (23/05/2019), pascadepresiasi kemarin, Rabu (22/05/2019).
Baca Juga
BI mencatat nilai tukar rupiah menguat sekarang diperdagangkan pada level Rp14.470-Rp14.475 per dolar AS dengan mekanisme pasar yang semakin meningkat.
Untuk menjaga stabilitas rupiah, Gubernur BI menegaskan pihaknya akan terus berada di pasar sesuai fundamentalnya.