Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Huawei dan 70 Perusahaan Afiliasi Masuk Daftar Hitam AS

Departemen Perdagangan AS menambahkan Huawei Technologies Co. Ltd. dan 70 afiliasinya ke daftar hitam entitas asing. Artinya, AS melarang perusahaan China itu untuk memperoleh komponen dan teknologi dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.
Ilustrasi logo Huawei./REUTERS-Chris Wattie
Ilustrasi logo Huawei./REUTERS-Chris Wattie

Bisnis.com, JAKARTA - Departemen Perdagangan Amerika Serikat (AS) memasukkan Huawei Technologies Co. Ltd. dan 70 afiliasinya ke daftar hitam entitas asing. Artinya, AS melarang perusahaan China itu untuk memperoleh komponen dan teknologi dari perusahaan AS tanpa persetujuan pemerintah.

Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan, Presiden Donald Trump mendukung keputusan untuk mencegah teknologi AS digunakan oleh entitas asing dengan cara yang berpotensi merusak keamanan nasional atau kepentingan kebijakan luar negeri.

Sebelumnya, Trump juga telah menandatangani perintah eksekutif yang melarang perusahaan AS menggunakan peralatan telekomunikasi yang dibuat oleh perusahaan yang dianggap menimbulkan risiko keamanan nasional.

Meskipun kebijakan tersebut tidak secara spesifik menyebut nama negara atau perusahaan mana pun, beberapa pejabat pemerintahan sebelumnya telah menyebut Huawei sebagai ancaman.

Washington juga telah melobi para sekutu untuk tidak menggunakan peralatan jaringan Huawei menyusul pengembangan jaringan 5G.

Huawei, yang menyangkal produknya menimbulkan ancaman keamanan, mengatakan bahwa pihaknya siap dan bersedia untuk terlibat dengan pemerintah AS dan membuat langkah-langkah efektif untuk memastikan keamanan produk.

"Membatasi Huawei dari melakukan bisnis akan membatasi AS dengan opsi teknologi alternatif dengan kualitas lebih rendah namun lebih mahal, menyebabkan AS tertinggal dalam pengembangan 5G dan akhirnya merugikan kepentingan perusahaan dan konsumen AS," ujar perwakilan Huawei, seperti dikutip melalui Reuters, Kamis (16/5/2019).

Pasar saham Asia kesulitan untuk menemukan pijakan pada pembukaan perdagangan Kamis (16/5), dengan kepercayaan pasar yang semakin tergerus akibat sanksi AS terhadap Huawei yang dikhawatirkan mengancam eskalasi lebih lanjut pada perang dagang.

Padahal sebelumnya saham Asia berada pada posisi yang cukup mantap setelah Trump berencana untuk menunda kenaikan tarif impor mobil, memberikan sedikti ruang bagi perdagangan global untuk bernafas lega setelah data ekonomi AS dan China yang dilaporkan melemah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Editor : Tegar Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper