Bisnis.com, JAKARTA – Prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang masih aman di kisaran 5 persen - 5,4 persen tahun ini membuat pasar proerti residensial untuk rumah tapak mengalami pertumbuhan dari segi harga, tingkat penjualan, dan tambahan pasok.
Berdasarkan laporan konsultan properti Cushman & Wakefield, harga rumah tapak di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mengalami kenaikan 3,96 persen secara year-on-year terhitung pada April 2019. Adapun tingkat penjualan berada pada posisi 93,6 persen dan terdapat peluncuran unit sebanyak 5.574 unit sepanjang semester II/2018.
“Jumlah keseluruhan pasok pada paruh kedua 2018 itu mengalami peningkatan setelah sempat mengalami penurunan pada setengah tahun pertama 2018, naik hingga 71 persen jika dibandingkan dengan semester sebelumnya,” ungkap Arief Rahardjo, Direktur Riset Cushman & Wakefield Indonesia, dikutip dalam laporan tertulis, Selasa (14/5/2019).
Baca Juga
Dari sisi kinerja, Tangerang disebut menjadi lokasi dengan tingkat serapan tertinggi, sekitar 32 unit per bulan, dengan rata-rata nilai di kisaran Rp62,4 miliar per bulan. Kemudian, proyek terbaru yang diluncurkan di Summarecon Bekasi, Srimaya sebanyak 577 unit, hampir seluruhnya terjual pada hari peluncuran, dan proyek oleh Sinar Mas Land, Naraya Park di Delta Mas sebanyak 135 unit berkontribusi pada kenaikan serapan pasok di wilayah Bekasi dengan serapan rata-rata sekitar 31,8 unit per bulan dan nilai Rp32,7 miliar per bulan.
Kebanyakan transaksi di Jabodetabek yang terjadi sepanjang semester 2 2018 terjadi di segmen rumah kelas menengah hingga 31 persen dari keseluruhan transaksi. Sedangkan, serapan yang mengalami kenaikan tertinggi terjadi di pengembangan rumah segmen menengah ke bawah sekitar 12,8 persen.
Selanjutnya, dari sisi metode pembayaran, Kredit Pemilikan rumah (KPR) masih menjadi pilihan utama untuk transaksi yang tercatat di Jabodetabek, hingga mencapai lebih dari 72 persen pada semester II/2018, diikuti dengan 19 persen cicilan bertahap, dan 9 persen tunai keras.