Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Batik Air Terbang Perdana ke Bandara Yogyakarta 15 Mei

PT Angkasa Pura I memastikan penerbangan perdana maskapai Batik Air dari dan ke Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, akan dimulai pada 15 Mei mendatang.
PT Angkasa Pura I menghabiskan dana sebesar Rp10,5 triliun untuk pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang berada di Kulon Progo, Yogyakarta./Bisnis-Rinaldi M. Azka
PT Angkasa Pura I menghabiskan dana sebesar Rp10,5 triliun untuk pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) yang berada di Kulon Progo, Yogyakarta./Bisnis-Rinaldi M. Azka

Bisnis.com, KULON PROGO - PT Angkasa Pura I memastikan penerbangan perdana maskapai Batik Air dari dan ke Bandara Internasional Yogyakarta, Kulon Progo, akan dimulai pada 15 Mei mendatang.

Rencana awal, penerbangan maskapai Grup Lion Air tersebut dilakukan pada 10 Mei, tapi ditunda menjadi 15 Mei.

"Penambahan penerbangan dialihkan 15 Mei menyesuaikan kesiapan Lion," kata Pelaksana Tugas Bandara Internasional Yogyakarta Agus Pandu Purnama di Kulon Progo, DIY, Sabtu (11/5/2019).

Agus mengaku hingga saat ini, pihaknya belum menerima kepastian rilis atas slot yang diajukan Lion ke Kementerian Perhubungan. Namun demikian, melihat potensi penumpang menjelang Lebaran, ia memperkirakan Lion akan mulai melakukan penerbangan pada pertengahan Mei ini.

Seperti diketahui sebelumnya, Lion Air Group melalui anak perusahaannya Batik Air akan melakukan pembukaan rute ke Bandara Internasional Yogyakarta pada 10 Mei.

Rencananya, rute yang dibuka tujuan Bali, Jakarta, Palangkaraya dan Batam. Hanya saja, maskapai tersebut masih berusaha menyelesaikan izin slotnya di Kemenhub.

"Sampai saat ini kami masih menunggu kesiapan Lion dan rilis penambahan rute ke Bandara Internasional Yogyakarta," kata Agus.

Baru Satu Maskapai

Dengan tertundanya penambahan penerbangan, otomatis di Bandara Internasional Yogyakarta masih melayani satu maskapai penerbangan, yakni Citilink dengan rute penerbangan Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta tujuan Bandara Internasional Yogyakarta sejak 6 Mei. Penerbangan rutin dilakukan setiap hari.

Namun demikian, AP I berupaya menambah jumlah penerbangan. Kalau satu penerbangan seperti saat ini, masih lancar-lancar saja, tantangan juga tidak terlalu banyak. Artinya, seluruh sumber daya manusia AP I di bandara belum bekerja optimal. SDM berasal dari 13 bandara yang dikelola oleh AP I.

Jika pada 15 Mei ada penambahan maskapai penerbangan, mungkin tantangan akan lebih, karena penumpang lebih banyak dan peralatan yang digunakan juga banyak, pergerakan "ground support" juga banyak, jelasnya.

"Pelayanan di BIY akan berjalan normal, petugas bandara sudah berpengalaman untuk menangani seluruh operasional penerbangan," katanya.

Dari sisi penumpang, menurutnya, saat ini kondisinya cukup lumayan. Setidaknya ada 32 penumpang yang mendarat di Bandara Internasional Yogyakarta dan sebagian berasal dari Purworejo dan Kebumen.

Hal ini disebutnya menjadi berkah bagi masyarakat di wilayah Jawa Tengah bagian selatan dengan hadirnya Bandara Internasional Yogyakarta. Karena masyarakat di wilayah itu bisa sering memanfaatkan penerbangan di Bandara Internasional Yogyakarta untuk menuju Jakarta tanpa harus melalui Bandara Adisucipto yang terbilang berjarak cukup jauh dari rumahnya.

"Pasar ini sebelumnya tidak terakomodir dan mereka lebih memilih perjalanan dengan kereta api. Tapi, setelah ada Bandara Internasional Yogyakarta yang lebih dekat, mereka beralih menggunakan penerbangan di bandar udara," kata Pandu.

Terkait pelayanan jadwal penerbangan tambahan (extra flight), Pandu menyebut pihaknya justru mengkhawatirkan masalah akses jalan raya menuju  Bandara Internasional Yogyakarta yang mungkin bisa menjadi hambatan.

Penerbangan Tambahan

Dikatakan, ada 30 jadwal extra flight masuk ke Bandara Internasional Yogyakarta dan masing-masing mengangkut 100 orang penumpang, artinya akan ada 3.000 pengguna jasa penerbangan yang akan menuju Bandara Internasional Yogyakarta.

 Hal ini harus dipikirkan bersama masalah aksesibilitasnya. AP I sendiri sudah menyiapkan transportasi darat penunjang berupa angkutan bus, shuttle, dan didukung kereta api namun jumlahnya hanya optimal untuk 1.200 penumpang saja.

Agus Pandu mengatakan publikasi keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta cukup masif dan masyarakat sudah mengetahuinya.

Hal ini dibuktikannya ketika meninjau di Stasiun Wojo di mana ada 40 penumpang yang turun dari kereta. Sebagian merupakan pengguna jasa penerbangan yang akan menuju Bandara Internasional Yogyakarta sedangkan lainnya hanya ingin mencoba perjalanan kereta menuju bandara.

"Keberadaan Bandara Internasional Yogyakarta dan moda transportasi pendukung terpublikasi dengan baik. Sehingga masyarakat sudah tahu akses menuju terminal Bandara Internasional Yogyakarta," katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper