Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrik Lokal Lampu Baru Penuhi 20% Permintaan Pasar

Asosiasi Perlampuan Indonesia (Aperlindo) mengungkapkan bahwa kapasitas produksi lampu di dalam negeri saat ini baru sekitar 20% dari total kebutuhan pasar domestik yang tahun lalu mencapai 512 juta unit.
 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggunakan tema lampu berwarna biru  di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno selama dua minggu ke depan./Istimewa
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menggunakan tema lampu berwarna biru di Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno selama dua minggu ke depan./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Perlampuan Indonesia (Aperlindo) mengungkapkan bahwa kapasitas produksi lampu di dalam negeri saat ini baru sekitar 20% dari total kebutuhan pasar domestik yang tahun lalu mencapai 512 juta unit.

Ketua Aperlindo Jhon Manoppo mengatakan bahwa datangnya investasi baru dalam industri perlampuan nasional menjadi penting untuk meningkatkan kapasitas terpasang.

"Ini karena kapasitas produksi lampu nasional baru sekitar 20% dari total konsumsi lampu di Tanah Air. Adapun, produsen lampu LED baru di dalam negeri baru berjumlah 14 unit produksi," ujarnya kepada Bisnis.com di Jakarta, Senin (6/5/2019).

Berdasarkan ragamnya, lampu dibedakan menjadi beberapa kelompok, yakni lampu incandescent (lampu pijar), lampu halogen, lampu fluorescent (lampu TL), lampu mercury, lampu sodium tekanan rendah (SOX), lampu sodium tekanan tinggi (SON), dan lampu LED.

Pertama, lampu incandenscent biasa disebut lampu pijar, karena memancarkan cahaya ketika ada arus listrik melewati filamen kawat pijar pada lampu dan kemudian memanasi filamen tersebut. Pembuatan lampu pijar didasarkan pada beberapa faktor, yaitu temperatur filamen, campuran gas yang diisikan, efficacy (im/W), dan umur lampu.

Kedua, lampu halogen termasuk kelompok lampu pijar, sebab prinsip kerjanya karena memijarnya filament. Lampu ini dibuat untuk mengatasi masalah ukuran fisik dan struktur yang dihadapi lampu pijar dalam pengunaannya untuk lampu sorot, lampu slide projector, dan lampu film projector. Dalam bidang ini dibutuhkan ukuran bohlam yang sekecil-kecilnya sehingga sistem pengontrolan arah dan pemokusan cahaya dapat dilakukan dengan lebih presisi.

Ketiga, lampu floresen (lampu TL) dikembangkan sejak 1980. Lampu ini bekerja menggunakan gas flour untuk menghasilkan cahaya, di mana energi listrik akan membangkitkan gas di dalam tabung lampu sehingga akan timbul sinar ultraviolet. Sinar urtraviolet itu akan mebangkitkan phosphors yang kemudian bercampur mineral lain yang telah dilaburkan pada sisi bagian dalam tabung lampu sehingga akan menimbulakan cahaya. Phosphors dirancang untuk meradiasi cahaya putih, sehingga sebagian besar model jenis lampu ini berwarna putih.

Keempat, lampu mercury. Prinsip kerjanya sama dengan prinsip kerja lampu fluoresen, yaitu cahaya yang dihasilkan berdasarkan terjadinya loncatan elektron dalam tabung lampu. Kontruksinya terdiri dari dua tabung, yaitu tabung dalam (arc tube) dan tabung luar atau bohlam (bulb). Lampu merkuri dengan bohlam bentuk elips cocok bila digunakan untuk penerangan bidang kerja (downward lighting) di industri dimana situasi kerja berdebu.

Kelima, lampu sodium tekanan rendah (SOX). Lampu ini termasuk kelompok lampu tabung (discharge lamp). Oleh karena itu, prinsip kerjanya sama dengan prinsip lampu tabung lain, yakni pelepasan elektron (electron discharge) dalam tabung gas (arc tube). Tujuan dibuatnya lampu sodium tekanan rendah adalah untuk mencapai efficacy yang setinggi-tingginya, yaitu sampai 200 lm/watt.

Keenam, lampu sodium tekanan tinggi (SON). Prinsip kerjanya sama dengan SOX, yaitu pelepasan elektron di dalam tabung lampu. Sesuai dengan namanya, lampu ini mempunyai tekanan gas di dalam tabung kira-kira 1/3 atmosper (250 mm merkuri), dibandingkan dengan tekanan gas dalam lampu sodium tekanan rendah yang kira-kira hanya 10-3 mm merkuri. Di samping itu, temperatur kerja tabung lampu sodium tekanan tinggi juga lebih tinggi.

Ketujuh, LED adalah sejenis dioda semikonduktor istimewa. Seperti dioda normal, LED terdiri dari sebuah chip bahan semikonduktor yang diisi penuh, atau di-dop, dengan ketidakmurnian untuk menciptakan sebuah struktur yang disebut p-n junction. Pembawa-muatan-elektron dan lubang mengalir ke junction dari elektroda dengan voltase berbeda. Ketika elektron bertemu dengan lubang, dia jatuh ke tingkat energi yang lebih rendah, dan melepas energi dalam bentuk photon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper