Bisnis.com, NADI — Asian Development Bank (ADB) menyiapkan pembiayaan senilai total US$5 miliar pada periode 2019—2024 untuk mendukung upaya pelestarian laut serta peningkatan ekonomi kelautan.
Dana yang disiapkan tersebut merupakan bagian dari Action Plan for Healthy Oceans and Sustainable Blue Economies for the Asia and Pacific yang diluncurkan dalam rangkaian acara ADB Annual Meeting 2019 di Nadi, Fiji, Kamis (2/5/2019).
Presiden ADB Takehiko Nakao mengatakan dana tersebut bersumber dari ADB serta hasil kerja sama co-financing dengan sejumlah mitra.
“Program ini akan mendukung para negara anggota ADB dari kelompok negara berkembang untuk mewujudkan Tujuan-tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs), terutama SDGs nomor 4 yakni kehidupan di bawah laut,” ujarnya.
Menurut Nakao, program pelestarian laut tersebut akan fokus pada empat area utama. Pertama, menciptakan kehidupan yang inklusif serta membuka peluang bisnis dalam pengelolaan pariwisata berbasis laut serta di bidang perikanan.
Kedua, melindungi dan memulihkan area pantai serta ekosistem laut dan sungai-sungai utama.
Baca Juga
“Pengelolaan sungai juga menjadi kunci dalam upaya pelestarian laut, karena sebagian polutan mengalir ke laut melalui sungai,” lanjutnya.
Ketiga, mengurangi sumber polusi laut yang berasal dari darat seperti limbah plastik, limbah cair, dan limbah pertanian. Keempat, memastikan keberlangsungan ekosistem laut dalam proyek-proyek pembangunan pelabuhan serta proyek infrastruktur di sekitar laut.
Kawasan Asia Pasifik menjadi episentrum dalam polusi plastik di laut, sehingga mengancam produktivitas ekonomi kelautan di wilayah tersebut. Dari total 10 sungai terbesar menjadi pengangkut 88—95 persen sampah plastik ke lautan di seluruh dunia, sebanyak 8 sungai di antaranya berasal dari Asia Pasifik.
Ekosistem laut terancam rusak akibat dampak perubahan iklim, polusi, penangkapan ikan secara ilegal dan overfishing, dan risiko lainnya.
“Jika tidak ditangani dengan cepat, sekitar 90 persen karang di kawasan Asia Pasifik akan punah pada 2050 dan akan turut melenyapkan stok ikan di lautan," tambah Nakao.