Bisnis.com, JAKARTA – Maskapai Garuda Indonesia mulai serius garap layanan bisnis kargo udara melalui pengembangan jasa layanan angkutan kargo dengan teknologi drone atau unmanned aerial vehicle (UAV). Guna memperkuat layanan, Garuda akan beli 100 unit drone. Namun, bagaimana logikanya kargo udara bisa dilayani menggunakan drone?
Direktur Kargo & Pengembangan Usaha Garuda Indonesia Mohammad Iqbal mengungkapkan, penggunaan drone tentunya menjadi opsi yang ideal dalam mengoptimalkan potensi pangsa pasar dan pendapatan kargo udara, terutama dalam menghubungkan wilayah remote dengan fasilitas bandara yang terbatas seperti di Maluku, Papua dan Sulawesi yang kaya dengan produk perikanan.
Dengan teknologi UAV, maskapai akan menjadi lebih efisien dalam hal konsumsi bahan bakar sekaligus meminimalkan resiko. Di sisi lain, melalui pemanfaatan teknologi UAV tersebut, investasi untuk pengembangan armada menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan jenis armada konvensional untuk angkutan kargo udara.
Melalui teknologi UAV tersebut, Garuda Indonesia akan memiliki kemampuan mengirimkan barang secara door to door yang menjangkau seluruh wilayah nusantara dalam waktu 24 jam.
“Adapun saat ini kami terus melaksanakan koordinasi intensif bersama seluruh stakeholder terkait kajian regulasi hingga tatalaksana operasional teknologi tersebut dapat berjalan lancar. Proses uji coba teknologi drone dari segi kelaikan bandara, landasan udara, navigasi, kendali lalu lintas udara, meteorologi dan aspek terkait rencananya akan kami mulai uji cobakan pada September 2019," ungkapnya dalam keterangan resmi, Senin (29/4/2019).
Pada tahap awal, Garuda Indonesia berencana mengoperasikan sebanyak 3 unit drone berjenis BZK-005 pada Q4 2019, yang diproyeksikan dapat mengangkut beban angkutan kargo hingga mencapai 1,2 ton dengan jarak tempuh mencapai 1200 kilometer di ketinggian 5.000 meter.
Garuda Indonesia berencana mengoperasikan hingga 100 unit drone di Indonesia yang merupakan bentuk kerja sama eksklusif bersama Beihang UAS Technology Co. Ltd yang juga turut melibatkan sektor industri nasional khususnya dari aspek produksi, perakitan armada hingga aspek komersial penunjang lainnya.
Garuda Indonesia, klaimnya, merupakan pemain utama dalam bisnis kargo nasional. Perusahaan akan terus berupaya meningkatkan bisnis kargo sehingga bisa memberikan dampak positif bagi perusahaan dan masyarakat.
"Di waktu-waktu yang akan datang, Kami harapkan Garuda akan membesarkan proporsi pendapatan dari kargo, khususnya melalui inovasi teknologi yang dihadirkan melalui layanan drone kargo udara ini” jelas Iqbal.
PELOPOR LOGISTIK DRONE
Adapun pemanfaatan teknologi drone ini, turut menjadikan Garuda Indonesia Indonesia sebagai pelopor pengiriman logistik dengan drone di Indonesia khususnya dalam mendukung Sistem Logistik Nasional (Sislognas) melalui optimalisasi konektivitas antara pusat kegiatan ekonomi dengan wilayah yang tersebar luas di Indonesia sekaligus mewujudkan visi jembatan udara yang dicita-citakan pemerintah.
Dia berharap dengan drone ini, maskapainya dapat turut mendukung pengembangan sektor industri kemaritiman dan agrikultur melalui penyediaan akses distribusi kargo udara produk unggulan budidaya lokal di wilayah-wilayah remote area di wilayah Indonesia Timur dan sekitarnya seperti wilayah Saumlaki, Langgur, Dobo, Jayapura, Sorong, Timika, menuju hub penerbangan besar Garuda Indonesia seperti Ambon dan Makassar.
“Proses pengiriman yang cepat dan mampu menjangkau daerah dengan kondisi wilayah yang sulit akan membantu pengelolaan komoditas di Indonesia semakin efektif dan efisien," jelasnya.
Menurutnya, perkembangan bisnis e-commerce di Indonesia yang tumbuh pesat dengan proyeksi kenaikan hingga 31% di tahun ini, membuat Garuda Indonesia optimistis inovasi drone yang dihadirkan mampu menunjang akselerasi pertumbuhan perekonomian di Indonesia.
Hal ini terutama dengan menyediakan akses layanan distribusi kargo udara yang lebih efektif, efisien dan tepat guna dalam akselerasi sistem logistik nasional yang andal.