Bisnis.com, BANDUNG - Potensi Indonesia menjadi pemain utama dalam industri halal global sangat besar. Namun, pencapaiannya sampai saat ini masih hanya sebatas sebagai negara konsumen industri halal terbesar di dunia saja.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa sebagai negara dengan populasi muslim terbanyak, Indonesia jangan terbuai dengan gelar market konsumen terbesar produk halal pada pasar internasional.
Jika berkaca pada data The State of The Global Islamic Economy Report 2018/2019, total aset keuangan syariah global telah mencapai US$2,4 triliun.
Tidak hanya itu, pengeluaran muslim secara global pada 2017 untuk makan dan minum halal mencapai US$1,3 triliun, untuk komestik sebesar US$61 miliar, busana muslim sebesar US$270 miliar, dan wisata halal sebesar US$177 miliar.
Namun, di balik angka yang besar tersebut, Bambang menyayangkan peran Indonesia masih menjadi sebatas konsumen. Oleh karena itu, dirinya menilai Indonesia harus bisa menangkap peluang global untuk menjadi negara produsen industri halal terbesar di dunia.
"Kita sudah mulai dengan keuangan syariah, tapi tidak cukup sampai situ saja. Jasa Keuangan itu merupakan langkah awal yang hanya merupakan intermediasi atau instrumen untuk melakukan transaksi, sehingga yang terpenting adalah sektor riilnya," papar Bambang.
Menurut Bambang, setidaknya terdapat 5 sub-sektor industri Indonesia yang memiliki potensi besar menjadi industri halal, yaitu makan dan minuman halal, pariwisata halal, fesyen halal, media dan rekreasi halal, serta kosmetik dan farmasi halal.
Adapun, menurut data The State of The Global Islamic Economy Report 2018/2019, pengeluaran masyarakat Indonesia untuk perjalanan dan wisata halal telah mencapai US$10 miliar pada 2017, disusul oleh pengeluaran untuk sektor busana muslim sebesar US$20 miliar, dan pengeluaran untuk rekreasi dan media halal sebesar US$10 miliar.
Oleh karena itu, angka pencapaian konsumsi yang masih bisa tumbuh tersebut dinilai menjadi lebih baik jika ditangkap oleh produsen lokal.
"Kita mau bangun basis produksi syariah yang benar datang dari Indonesia," papar Bambang.