Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi pengusaha truk indonesia (Aptrindo) menilai 63% truk yang saat ini digunakan mengangkut barang sudah tua dan membutuhkan peremajaan.
Momentum peremajaan ini dianggap tepat mengingat adanya infrastruktur baru berupa tol yang menuntut spesifikasi berbeda dari truk yang digunakan.
Wakil Ketua Aptrindo, Kyatmaja Lookman, menuturkan truk yang ada saat ini tidak sesuai dengan desain infrastruktur yang ada. Pasalnya, keberadaan tol menuntut kelincahan dari truk saat menjajal jalan bebas hambatan tersebut.
"Truk kita tidak didesain sesuai infrastruktur yang dibangun Presiden, truk sekarang lamban, macet, jadi kecenderungannya muatan berlebih. Pabrik sesuai permintaan pasar, pelan itu boros BBM, sudah jelas itu pasangannya," katanya kepada Bisnis, Rabu (10/4/2019).
Truk yang lamban tersebut disesuaikan dengan infrastruktur jalan nasional yang panjang sehingga tidak memungkinkan ritase atau perputaran yang cepat, sehingga muatannya yang diperbanyak.
Keberadaan fasillitas tol terutama Trans-Jawa dan Trans-Sumatra telah memberikan jalur baru yang memungkinkan ritase lebih banyak.
"Tol ini menghendaki truk jenis lain dengan kecepatan tinggi tidak ODOL [overdimension overload], kecepatan tinggi akan diikuti jumlah ritase yang meningkat," terangnya.
Dengan demikian, keberadaan fasilitas baru ini dianggap sebagai momentum tepat untuk meremajakan armada angkutan barang. "Di atas 50%, atau mencapai 63% armada itu butuh peremajaan. Truk-truk tua itu," tambahnya.
Dia menerangkan, truk tua yang juga ODOL tersebut membuat infastruktur tol kurang digunakan. Pasalnya, sebebas hambatan apa pun jalurnya, kalau truk tidak bisa dipacu lebih cepat sama saja dengan menggunakan jalur jalan nasional.