Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Norwegia Pangkas Aset di Negara Berkembang Termasuk Indonesia

Pemerintah Norwegia memberikan lampu hijau bagi pengelola dana investasi berdaulat untuk mengurangi kepemilikan surat utang pemerintah dan korporasi di negara berkembang.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA


Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Norwegia memberikan lampu hijau bagi pengelola dana investasi berdaulat untuk mengurangi kepemilikan surat utang pemerintah dan korporasi di negara berkembang.

Seperti diketahui, Norwegia memiliki aset surat utang dari seluruh negara di dunia dengan nilai mencapai US$310 miliar.

Keputusan dari negara yang mengelola US$1 triliun dana investasi berdaulat (soverign wealth fund) diumumkan pada Jumat kemarin (5/4/2019) oleh Menteri Keuangan Norwegia.

Keputusan diambil setelah diskusi panjang selama setahun terakhir.

Pemerintah akan memangkas surat utang saham dan aset keuangan dari 10 negara berkembang, a.l Korea, Rusia, dan Polandia.

Sementara itu, Norwegia memutuskan membatasi imvestasi di luar saham untuk negara berkembang, termasuk Indonesia dan Brazil.

Seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (05/04/2019), Norwegia masih memiliki ruang untuk menambah investasi hingga 5 persen dari total dana portofolionya di negara berkembang atau sekitar US$15 miliar.

Norwegia diketahui menaruh dana investasi berdaulatnya sebesar US$28 miliar dalam bentuk portofolio dengan kepemilikan yang cukup besar di surat utang Mexico dan Korea Selatan.

Keputusan ini tidak berbeda dari rencana awal yang digulirkan pada 2017. Dalam rencana awal, pemerintah Norwegia hanya akan menjaga investasinya dalam bentuk mata uang euro, dolar dan poundsterling. Aset dengan mata uang besar, seperti yen Jepang, dolar Kanada, dolar Australia dan krona Swedia terhindar dari keputusan tersebut.

Kementerian Keuangan sebenarnya menolak permintaan badan pengelola dana investasi untuk memotong surat utang perusahaan di negara berkembang.

Namun, proposal berhasil lolos setelah badan pengelola dana meningkatkan kepemilikan saham sebesar 70 persen dari portofolionya. Badan pengelola dana investasi Norwegia berargumen surat utang negara-negara di dunia sangat terkorelasi satu sama lain dan mudah terpapar risiko pergerakan mata uang.

Kepala Strategi Mata Uang Commerzbank AG Ulrich Leuchtmann menuturkan pihaknya paham bahwa ini adalah keputusan yang strategis.

"Mereka mengubah acuannya. Ini bukan tanda bahwa Norwegia menjadi lebih bearish di negara berkembang saat ini," kata Leuchtmann.

Dia menuturkan keputusan bank sentral negara maju untuk beralih ke aset jangka panjang di negara dengan kebijakan suku bunga rendah, tetap harus diimbangi dengan berburu imbal hasil atau keuntungan.

Juru bicara badan pengelola dana investasi berdaulat Norwegia Thomas Sevang mengatakan mengumumkan informasi lanjutan jika keputusan pemerintah sudah diperbarui.

Keputusan ini masih harus dikonsultasikan dengan parlemen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Editor : Akhirul Anwar
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper