Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia menyampaikan keinginan untuk mengoperasikan kapal roll on-roll off (ro-ro) rute Dumai--Malaka akhir 2019 dalam pertemuan dengan Malaysia di Kuala Lumpur.
Keinginan itu dikemukakan oleh Ketua Delegasi Indonesia sekaligus Sekretaris Ditjen Perhubungan Laut Arif Toha dalam pertemuan 3rd Task Force Melaka-Dumai Ro-Ro Ferry Operation Meeting yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (4/4/2019).
Pertemuan ini merupakan tindak lanjut dari 2nd Task Force Melaka-Dumai RoRo Ferry Operation Meeting yang digelar di Pekanbaru pada September 2018. Indonesia berharap ro-ro Dumai-Malaka dapat diimplementasikan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Indonesia dan Malaysia akhir tahun.
“Pada pertemuan kali ini, kami membahas tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang menghasilkan beberapa kesepakatan antara Indonesia dan Malaysia,” ujar Arif dalam siaran pers, Kamis (4/4/2019).
Pada pertemuan sebelumnya, kedua negara sepakat mempraktikkan standard operasi dan prosedur (SOP) customs, immigration, quarantine and security (CIQS) di negara masing-masing.
Oleh karena itu, pemerintah tidak akan merancang SOP atau peraturan baru, tetapi hanya akan menyamakan SOP di pelabuhan masing-masing negara.
"Semua departemen CIQS akan bekerja sama dengan operator pelabuhan masing-masing dan nantinya akan mendapatkan tinjauan dan umpan balik terkait persyaratan teknis dan administrasi CIQS dalam implementasi ro-ro Dumai-Malaka di pelabuhan masing-masing,” jelas Arif.
Persyaratan peraturan transportasi darat juga menjadi penekanan pembahasan antara Indonesia dan Malaysia. Kedua negara sepakat untuk menyempurnakan aturan-aturan tentang transportasi darat. Selain itu, SOP tentang pembatasan jenis-jenis kendaraan yang boleh memasuki kedua negara perlu ditetapkan sebelum layanan ro-ro diimplementasikan.
“Kami telah sepakat untuk membentuk sub-committee yang akan membahas khusus mengenai transportasi jalan dengan masa kerja selama 4 bulan,” tutur Arif.
Subkomite akan berkunjung ke Dumai pada Juli untuk melakukan site visit terhadap kondisi jalan di Dumai. Arif menjelaskan, Jakarta dan Kuala Lumpur sebelumnya sudah sepakat meresmikan implementasi ro-ro melalui penandatanganan MoU pada kuartal I/2019.
Namun, pada Pertemuan Sub-Regional Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-the Philippines-East Asean Growth Area (BIMP-EAGA), negara-negara BIMP sepakat untuk memperpanjang pembahasan MoU. Sebagai informasi, rute ro-ro Dumai-Malaka merupakan proyek percontohan untuk Asean Single Shipping Market (ASSM).
“Ini karena MoU tersebut tidak terbatas pada Indonesia dan Malaysia semata, tetapi juga Brunei Darussalam dan Filipina sebagai kerangka kerja untuk rute-rute yang akan diajukan pada masa mendatang oleh negara-negara BIMP dan IMT,” jelas Arif.