Bisnis.com, JAKARTA - Pesawat Garuda Indonesia rute Jakarta--Jeddah tipe Airbus 330 Nomor Penerbangan GA 972 mendarat darurat di Bandara Internasional Sri Lanka, Kolombo, Selasa (2/4/2019) pukul 09.00 waktu setempat.
Menurut informasi yang diterima Bisnis, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra memastikan bahwa pendaratan darurat itu terjadi karena komponen modul cabin pressure controller mengalami malfungsi.
"Daripada berisiko, pilot mendaratkan [pesawat Garuda] di Kolombo [Sri Lanka]. Asap yang disebut adalah embun yang terjadi dari perbedaan tekanan," katanya dalam keterangan yang diperoleh dari aplikasi pesan, Rabu (3/4/2019).
Saat ini, sambungnya, pesawat pengganti sudah diterbangkan ke Kolombo untuk mengambil penumpang dan melanjutkan penerbangan ke Jeddah, Arab Saudi.
"Kami Garuda Indonesia telah memulai campaign Zero Tolerance on Safety sejak 1 Oktober 2018, sehingga sedikit saja sign yang irregular pasti kami setop/return/or landed," lanjut CEO yang akrab disapa Ari Askhara ini.
Sebelumnya, Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia Ikhsan Rosan menjelaskan bahwa pesawat Garuda harus mendarat darurat karena tekanan udara di dalam kabin berkurang. “Pesawat harus mendarat di Kolombo karena tekanan kabin berkurang,” kata Ikhsan.
Dia menjelaskan bahwa saat ini pesawat pengganti telah diterbangkan menuju Kolombo dari Denpasar pukul 12.30. Sementara itu, lanjut dia, penumpang diinapkan di Kolombo selagi menunggu pesawat pengganti.
“Untuk keselamatan dan kenyamanan penumpang, pilot memutuskan mendarat di Kolombo dan ganti pesawat. Semua penumpang aman dan akan melanjutkan perjalanan ke Jeddah,” katanya.
Pesawat berbadan besar tersebut membawa total 338 penumpang. Pihak Bandara Kolombo sempat menyiapkan truk pemadam kebakaran dan ambulans menjelang pendaratan darurat tersebut. Saat ini masih dilakukan investigasi terkait insident tersebut.