Bisnis.com, JAKARTA — Tekanan inflasi di Provinsi DKI Jakarta pada Maret 2019 mereda dibandingkan dengan Februari 2019. Perkembangan harga-harga di Jakarta pada Maret 2019 membawa Jakarta mengalami inflasi sebesar 0,14% secara bulanan.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta Hamid Ponco Wibowo mengatakan bahwa angka inflasi tersebut lebih rendah dari inflasi Februari lalu yang tercatat sebesar 0,26.
"Membaiknya kinerja inflasi sebagian besar kelompok pengeluaran masyarakat, kecuali sandang, menjadi faktor pendorong lebih rendahnya tekanan inflasi di Jakarta pada Maret 2019," katanya dalam siaran pers, Selasa (2/4/2019).
Dia menuturkan inflasi Jakarta sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan inflasi nasional (0,11% mtm). Dengan perkembangan ini, laju inflasi DKI Jakarta sejak awal tahun hingga Maret 2019 tercatat sebesar 0,64% (ytd) atau secara tahunan tercatat sebesar 3,01% (yoy).
Turunnya tekanan inflasi Maret 2019 diantaranya disebabkan oleh lebih rendahnya inflasi kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar. Kelompok ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,32% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi Februari 2019 sebesar 0,56% (mtm).
Kenaikan harga-harga sewa rumah dan kontrak rumah pada Maret 2019 tidak setinggi bulan sebelumnya sesuai pola musimannya. Selain itu tarif listrik mengalami deflasi seiring pemberian diskon bagi pelanggan Rumah Tangga Mampu daya 900 VA mulai 1 Maret 2019.
Tingkat inflasi yang lebih rendah pada Maret 2019 juga dikontribusikan oleh kelompok pengeluaran transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Kelompok pengeluaran ini tercatat mengalami inflasi sebesar 0,06% (mtm), lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya 0,31% (mtm).
"Kondisi tersebut disebabkan turunnya harga bahan bakar nonsubsidi dan harga premium sejak 10 Februari 2019. Selain itu, lebih rendahnya tingkat inflasi dari kelompok transportasi juga didukung oleh lebih rendahnya tingkat inflasi angkutan udara," ungkapnya.
Membaiknya kinerja inflasi Maret 2019 juga disebabkan oleh kelompok pengeluaran bahan makanan yang kembali mengalami deflasi. Beberapa harga pangan strategis yang mengalami penurunan harga adalah daging ayam ras, cabai merah, telur ayam ras dan tomat sayur.
Penurunan ini disebabkan pasokan yang mencukupi di DKI Jakarta. Selain itu, harga beras juga sudah mulai mengalami penurunan, walau belum terlalu dalam. Panen yang terjadi di beberapa sentra produksi mendorong meningkatnya pasokan beras ke Jakarta.
Akan tetapi, harga bawang merah dan bawang putih meningkat, dan menjadi faktor penahan laju penurunan inflasi Jakarta.
"Kenaikan harga bawang merah dan bawang putih disebabkan oleh berkurangnya pasokan yang masuk ke Jakarta," ucapnya.