Bisnis.com, JAKARTA - Citilink Indonesia, maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC), akan membidik dua wilayah hub baru untuk melakukan ekspansi operasional pesawat jenis ATR.
Direktur Niaga Citilink Indonesia Benny Rustanto mengatakan, saat ini pihaknya sudah membuka dua fase untuk operasional pesawat ATR 72-600. Dua fase tersebut adalah hub Medan dan hub Jakarta via Bandara Halim Perdanakusuma.
"Fase ketiga kami akan buka hub Surabaya. Fase keempat kami masih kaji antara di Kalimantan atau Sulawesi," kata Benny, Kamis (28/3/2019).
Dia mengaku, sudah memiliki empat unit ATR yang siap dioperasikan. Pesawat tersebut merupakan hasil pengalihoperasian dari induk usahanya, PT Garuda Indonesia Tbk.
Pihaknya menuturkan ada dua unit ATR lagi yang akan diterima kembali oleh Citilink dalam waktu dekat. Total target pengalihoperasian ATR tersebut ada 17 unit.
Saat ini, lanjutnya, tingkat isian penumpang (seat load factor/SLF) untuk beberapa rute terus mengalami peningkatan. Tercatat, rata-rata SLF khusus pesawat ATR berkapasitas 70 seat tersebut mencapai di atas 60%.
Maskapai akan melakukan upaya promosi dengan strategi pemasaran. Selain itu, menentukan secara selektif pemilihan rute dan frekuensi penerbangan, khususnya pada kota yang memiliki potensi permintaan tinggi.
Pesawat ATR tersebut akan digunakan untuk menerbangi rute-rute jarak dekat atau dengan waktu penerbangan di bawah 2 jam. Sebelumnya, Citilink telah membuka rute baru dari Jakarta via Halim Perdanakusuma menuju Bandung dan Lampung dengan menggunakan pesawat jenis ATR 72-600.
Apabila pengoperasian ATR tersebut bisa membawa dampak positif bagi Citilink, tidak menutup kemungkinan jumlah pesawat yang dialihkan dari Garuda akan ditambah. Adapun, tujuan awal pengalihoperasian tersebut untuk mengurangi beban biaya operasional Garuda dari pesawat yang utilisasinya belum optimal.
"Pengoperasian ATR ini justru bisa menambah pendapatan kami. Khususnya ada beberapa bandara yang tidak bisa dijangkau dengan pesawat bermesin jet," ujarnya.