Bisnis.com, JAKARTA - Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) memprediksi serapan pakan udang akan mengalami penurunan sekitar 2%-3% pada semester I tahun ini bila dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama tahun lalu.
GPMT mencatat penjualan pakan udang lokal sepanjang 2018 mencapai 142.182 ton di tambah dengan 24.000 ton pakan udang impor.
"[Serapan pakan] tidak baik pada kuartal ini. Semester I estimasi turun 2%-3%,” katanya ketika dihubung Bisnis, Senin (25/3/2019).
Haris menyebutkan, ada sejumlah hal yang berpotensi menjadi penyebab menurunnya konsumsi pakan udang sepanjang paruh pertama tahun ini. Salah satunya adalah persebaran penyakit yang lebih serius dibandingkan dengan yang terjadi pada akhir tahun lalu.
Dia juga mewanti-wanti potensi masuknya penyakit Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang telah menjangkiti udang di sejumlah negara tetangga dalam beberapa tahun terakhir.
“So far masih aman. Meski begitu, karena penyakit AHPN kuat di negara-negara tetangga maka pemerintah dan asosiasi serius untuk mencegah agar tidak masuk ke Indonesia,” ujarnya.
Di samping persebaran penyakit, hal lain yang juga akan mempengaruhi serapan pakan adalah harga udang yang menurutnya masih belum pulih.
Dengan turunnya serapan pakan udang sepanjang semester pertama tahun ini, produksi udang nasional juga diprediksi berpotensi mengalami penurunan hingga 3%.
Pada kesempatan berbeda, Ketua Shrimp Club Indonesia (SCI) Iwan Sutanto menyebutkan saat ini setidaknya ada beberapa jenis penyakit yang masih menjadi momok bagi perudangan di Indonesia.
Salah satunya adalah white spot di mana timbul bercak-bercak putih pada udang. Selain itu ada juga Infectious Myo Necrosis Virus atau Myo dan White Feces Disease (WFD) yang disebabkan oleh Enterocytozoon Hepatopenaei (EHP)