Bisnis.com, JAKARTA- Ekspor karet alam Sumatra Utara mengalami penurunan sebesar 16,61% pada Februari tahun ini menjadi 32.686 ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 33.387 ton.
Sekretaris Jenderal Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatra Utara Edy Irwansyah menyebutkan penurunan juga terjadi sebesar 3.48% jika dibandingkan dengan kinerja ekspor karet alam Sumatra Utara yang mencapai 33.679 ton pada Januari 2019.
"Penyebab penurunan [adalah] pabrik crumb rubber sejak Oktober-Desember 2018 mengalami kekurangan pasokan sehingga terjadi delay shipment unntuk ekspor peridoe Januari-Pebruari 2019," ujarnya, Minggu (17/3/2019).
Dia menambahkan bahwa menurunnya pasokan dipicu karena rendahnya harga yang mengakibatkan banyak petani karet yang tidak berproduksi karena mencari pekerjaan lain yang lebih menguntungkan.
Terkait penurunan harga karet, pemerintah saat ini tengah berupaya baik dengan meningkatkan serapan karet dalam negeri dan bekerja sama dengan para negara anggota International Tripartite Rubber Council (ITRC).
Di samping itu, adapula upaya untuk melakukan peremajaan tanaman karet yang sudah menua dan tidak lagi produktif.
Sejumlah upaya ini diharapkan bisa membangunkan pasar dan harga karet bisa menjadi lebih baik.