Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Citilink Yakin Keterisian Penumpang Pesawat Baling-Baling Bisa 70 Persen

Citilink Indonesia, maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC), optimistis tingkat keterisian kursi (seat load factor/SLF) pada operasional pesawat ATR 72-600 bisa mencapai 70%.
Ilustrasi - Petugas lapangan melakukan proses persipan lepasa landas pesawat Garuda Indonesia jenis ATR 72-600 yang akan meakukan penerbangan perdana menuju Bau-Bau (Sulawesi Tenggara) di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/9/2014).Bisnis-Paulus Tandi Bone
Ilustrasi - Petugas lapangan melakukan proses persipan lepasa landas pesawat Garuda Indonesia jenis ATR 72-600 yang akan meakukan penerbangan perdana menuju Bau-Bau (Sulawesi Tenggara) di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (1/9/2014).Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA - Citilink Indonesia, maskapai berbiaya rendah (low cost carrier/LCC), optimistis tingkat keterisian kursi (seat load factor/SLF) pada operasional pesawat ATR 72-600 bisa mencapai 70%.

Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan bahwa saat ini sudah mengoperasikan pesawat jenis ATR milik induk usahanya, Garuda Indonesia, sebanyak 2 unit. Kedua pesawat bermesin baling-baling ganda tersebut berada di dua tempat, yakni Bandara Kualanamu Deli Serdang dan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.

"Saat ini belum maksimal. Namun kami optimis SLF dari operasional ATR ini bisa mencapai 70% untuk beberapa rute," kata Juliandra kepada Bisnis, Senin (18/3/2019).

Dia menambahkan bahwa beberapa rute diklaim sudah menunjukkan pertumbuhan jumlah penumpang yang positif. Akan tetapi, persentase SLF yang dimaksud tidak dijelaskan secara terperinci.

Rute yang dimaksud telah mengalami pertumbuhan antara lain Jakarta via Halim Perdanakusuma--Tanjung Karang Lampung, Kualanamu--Malikus Saleh Aceh, dan Kualanamu--Binaka.

Juliandra menjelaskan bahwa hingga saat ini Citilink masih melakukan upaya untuk membuat rute yang menggunakan ATR tersebut bisa cepat mencatatkan keuntungan dari sisi bisnis.

Tidak menutup kemungkinan maskapai akan mengatur kembali jadwal layanan operasional harian pada rute tersebut untuk mengoptimalkan permintaan.

Pesawat ATR tersebut akan digunakan untuk menerbangi rute-rute jarak dekat atau dengan waktu penerbangan di bawah 2 jam. Sebelumnya, Citilink telah membuka rute baru dari Jakarta via Halim Perdanakusuma menuju Bandung dan Lampung dengan menggunakan pesawat jenis ATR 72-600.

Apabila pengoperasian ATR tersebut bisa membawa dampak positif bagi Citilink, tidak menutup kemungkinan jumlah pesawat yang dialihkan dari Garuda akan ditambah. Adapun, tujuan awal pengalihoperasian tersebut untuk mengurangi beban biaya operasional Garuda dari pesawat yang utilisasinya belum optimal.

"Akan ada 16 unit ATR dari Garuda yang dialihoperasikan kepada Citilink hingga akhir tahun ini secara bertahap. Itu tergantung pada hasil evaluasi rute-rute yang menggunakan ATR," ujarnya.

Sepanjang 2018, Citilink telah menerbangkan 15 juta penumpang atau naik 22% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 12,3 juta penumpang. Adapun, target tahun ini diharapkan mampu mencapai 18 juta penumpang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper