Bisnis.com, JAKARTA - Lion Air Group menyatakan larangan terbang sementara terhadap 10 unit pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 milik maskapai tidak mengganggu operasional.
Menurut Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro Adi, saat ini dalam kondisi low season sehingga B 737 MAX 8 yang kini temporary grounded bisa digantikan oleh pesawat jenis lainnya.
Sejak tahun lalu, maskapai milik Rusdi Kirana itu mengoperasikan pesawat berlorong tunggal (narrow body aircraft) itu untuk rute internasional, khususnya ke China dan Arab Saudi, serta beberapa rute domestik.
"Kami saat ini mempunyai 114 pesawat B 737 NG. Jadi, masih bisa beroperasi secara normal," ujar Daniel, Rabu (13/3/2019).
Terkait dengan pemesanan 222 unit armada B 737 MAX 8 dan MAX 9 hingga 2035, Lion Air Group akan menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Federal Aviation Administration, sejak kecelakaan pesawat Lion Air dengan registrasi PK LQP di perairan Tanjung Karawang pada Oktober 2018.
Maskapai juga otomatis menunda kedatangan (delivery) empat unit pesawat B 737 MAX 8 yang dijadwalkan tiba pada Mei tahun ini. "Kami tunggu dulu sampai hasil investigasi selesai, jadi kita semua sama-sama tahu penyebab terjadinya kecelakaan itu apa."