Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Giliran Uni Eropa dan India Kandangkan 737 MAX, AS Tetap Keras Kepala

Badan pengatur penerbangan Amerika Serikat menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menghentikan operasi pesawat-pesawat Boeing 737 MAX
Pesawat Boeing 737 MAX di luar hanggar pabrik Boeing di Renton, Washington, Amerika Serikat./ Reuters
Pesawat Boeing 737 MAX di luar hanggar pabrik Boeing di Renton, Washington, Amerika Serikat./ Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON - Badan pengatur penerbangan Amerika Serikat menyatakan bahwa pihaknya tidak akan menghentikan operasi pesawat-pesawat Boeing 737 MAX setelah sebuah pesawat jenis itu jatuh di Ethiopia pada Minggu (10/3/2019) hingga menewaskan 157 orang di dalamnya.

Keputusan itu terbalik dengan langkah yang diambil oleh negara-negara di seluruh dunia, yang telah menghentikan sementara pengoperasian pesawat Boeing jenis itu.

Penjabat Kepala Badan Penerbangan Federal (FAA) Amerika Serikat Dan Elwell mengatakan bahwa hasil kajian badan tersebut tidak menunjukkan ada masalah kemampuan sistematis maupun alasan untuk memerintahkan agar pesawat tersebut dihentikan pengoperasiannya.

Badan Pengatur Keselamatan Penerbangan Uni Eropa pada Selasa (12/3) waktu setempat memerintahkan operasi seluruh penerbangan Boeing 737 MAX di negara-negara anggota kelompok kawasan itu dihentikan untuk sementara.

Seorang senator AS yang mengepalai panel pengawas sektor penerbangan menyarankan Amerika Serikat agar mengambil langkah sama setelah kecelakaan maut menimpa jenis pesawat tersebut pada Minggu, yaitu yang kedua sejak Oktober tahun lalu.

Badan Keselamatan Uni Eropa (EASA) mengatakan bahwa pihaknya menangguhkan semua penerbangan yang menggunakan pesawat-pesawat jet Boeing 737 MAX 8 dan 9.

Inggris, Jerman dan Prancis ikut dalam gelombang pengandangan Boeing 737 MAX pascatragedi hari Minggu. Langkah itu diikuti oleh India hingga meningkatkan tekanan pada Amerika Serikat untuk mengambil keputusan yang sama.

Boeing mengatakan bahwa pihaknya dapat mengerti langkah yang diambil oleh negara-negara tersebut. Namun, perusahaan terbesar dunia pembuat pesawat itu menyatakan tetap sangat yakin atas kinerja737 MAX dan menegaskan bahwa faktor keselamatan merupakan prioritas yang diusung perusahaan.

Kecelakaan maut pada Minggu terjadi 5 bulan setelah sebuah pesawat Boeing 737 MAX jatuh di Indonesia hingga menewaskan 189 orang. Penyebab kedua kecelakaan itu masih belum diketahui.

Pada Senin (11/3), FAA mengeluarkan rincian serangkaian perubahan desain dan ketentuan pelatihan dari Boeing terkait armada MAX setelah kecelakaan di Indonesia itu.

Sejauh ini, belum ada bukti apakah kecelakaan 737 MAX di Ethiopia dan Indonesia berkaitan. Para pakar pesawat mengatakan terlalu dini untuk menduga-duga penyebab kecelakaan terbaru. Sebagian besar kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dan masalah teknis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper