Bisnis.com, JAKARTA - Difasilitasi Kementerian Perindustrian, sebanyak 2 asosasi dan 14 perusahaan kimia mendirikan Politeknik Industri Petrokimia di Banten.
Sekretaris Jenderal Kemenperin Haris Munandar mengatakan bahwa politeknik Industri Petrokimia ini berdiri di atas lahan 2 hektare di Serang, Banten. Haris menyampaikan, politeknik ini merupakan milik bersama demi kemajuan industri petrokimia di Indonesia.
“Penyelenggaraan politeknik ini harus dilakukan secara bersama-sama antara Kemenperin dengan industri, mulai dari penyusunan kurikulum, rekrutmen calon mahasiswa, penyelenggaraan pendidikan, praktik kerja di Industri, hingga penempatan kerja lulusan pada perusahaan industri,” papar Haris.
Kurikulum pendidikan Politeknik Industri Petrokimia mengadopsi konsep pendidikan dual system melalui program Skill For Competitiveness (S4C) yang diadopsi dari Swiss. “Kami modifikasi dengan konsep 3-2-1, yakni 3 semester belajar di kampus, 2 semester magang di industri, dan semester terakhir kembali ke kampus untuk mengerjakan proyek inovasi terkait industri petrokimia,” ujarnya.
Adapun tiga program studi jenjang D3 yang akan dijalankan, sesuai kompetensi yang dibutuhkan saat ini. Program studi itu, teknologi proses industri petrokimia, teknologi mesin industri petrokimia, dan teknologi instrumentasi industri petrokimia.
“Kami akan mengutamakan pemberdayaan SDM lokal di sekitar perusahaan agar memenuhi syarat kompetensi sesuai kebutuhan industrinya. Artinya, calon mahasiswa dari masyarakat sekitar industri. Kemenperin juga akan memberikan beasiswa sampai lima tahun,” tuturnya.
Politeknik Industri Petrokimia akan dilengkapi dengan workshop dan laboratorium serta teaching factory dengan mesin dan peralatan yang sesuai dengan kondisi di Industri. Dengan begitu, pada saat praktik kerja di Industri, mahasiswa telah memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan yang cukup dan lulusan yang dihasilkan benar-benar siap kerja.