Bisnis.com, JAKARTA - Hingga akhir 2018, rasio elektrifikasi nasional tercatat sebesar 98,3% atau lebih tinggi dari target dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJMN) sebesar 97,5%.
Apabila dilihat per provinsi, sebanyak 20 provinsi telah mencatatkan rasio elektrifikasi di atas 95%. Sebanyak 9 provinsi memiliki rentang antara 90%-95%, 4 provinsi 80%-90%, dan satu provinsi, yakni Nusa Tenggara Timur (NTT), masih di bawah 80% atau tepatnya 62%.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana mengatakan salah satu penyebab rendahnya rasio elektrifikasi di NTT adalah faktor alam yang berbentuk kepualuan dan penuh medan berbukit.
"NTT ini berbatu kan. Untuk pasang tiang menara itu sulit sekali dan cost-nya tinggi. Akses jalan juga jadi penghambat," katanya, Jumat (8/3/2019).
Dia menyatakan untuk membangun distribusi baru oleh PT PLN (Persero), tidak hanya infrastruktur yang perlu diperhatikan, tetapi juga daya beli masyarakat sekitar. Oleh karena itu, biaya perluasan jaringan menjadi pertimbangan.
Sementara itu, untuk Papua, rasio elektrifikasinya telah mencapai 90%. Sebanyak 25,6% di antaranya disumbangkan oleh lampu tenaga surya hemat energi (LTSHE).
Adapun rasio elektrifikasi Papua Barat telah mencapai 99% dengan 2,55% di antaranya berasal dari LTSHE.