Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DIRUT PT PERTAMINA Nicke Widyawati :Mewujudkan Kemandirian Energi Harus Optimistis

Sebagai perusahaan migas terintergasi, PT Pertamina (Persero) melebarkan sayap bisnis dengan memacu segmen energi baru dan terbarukan (EBT).
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) didampingi Direktur Pemasaran Masud Khamid (kanan) mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax pada mobil konsumen saat sidak ke SPBU Unsil, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (10/2/2019)./ANTARA-Adeng Bustomi
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati (tengah) didampingi Direktur Pemasaran Masud Khamid (kanan) mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertamax pada mobil konsumen saat sidak ke SPBU Unsil, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Minggu (10/2/2019)./ANTARA-Adeng Bustomi

Tentang Kerja Sama dengan ENI

Mengenai kerja sama PT Pertamina dengan ENI untuk proyek kilang di Plaju, apakah akan dibuat semacam joint venture?

Betul, tetapi [porsinya] belum ditetapkan, yang jelas Pertamina mayoritas. Kita memang membutuhkan pihak partner yang sudah proven dalam mengoperasikan dan mengimplementasikan teknologi ini. Kita menyadari bahwa kita di Indonesia belum ada [teknologinya], dan ini merupakan yang pertama kali. Sehingga kita melihat ada risiko teknologi, dan risiko teknis ini menjadi risiko utama kita. Oleh sebab itu, untuk mitigasi risiko kita harus mencari partner yang proven.

Apakah program yang dijalankan PT Pertamina ini sudah memberikan gambaran jelas terhadap dampaknya dalam mengatasi defisit perdagangan migas?

Implementasinya tetap perlu waktu. Jadi tidak bisa semuanya langsung mengubah dalam tahun ini atau tahun depan, karena kita sudah terlambat lama. Namun, yang penting bagi kita adalah lebih baik kita mulai saja. Kita juga sudah tahu roadmap ke depan seperti apa, dan harus dijalankan secara konsisten.

Dalam masa sambil menunggu proses green refinery terbangun, kita juga kerja sama juga untuk menggunakan green refinery [pihak lain] di sini sekaligus kita ingin melakukan transfer teknologi dan transfer to know how dengan mengirimkan tim kita.

Apakah investasi untuk pembangunan kilang baru untuk green fuel lebih murah dibandingkan dengan kilang minyak biasa?

Sebaiknya jangan dibandingkan seperti itu, karena kita tidak perlu membuat opsi untuk membuat kilang baru. Kelebihannya justru kenapa kita tertarik untuk membangun dengan konsep konversi ini? Karena kita tidak perlu membangun baru, dan hanya konversi saja kilang-kilang yang sudah tua. Misalnya, di Plaju ini dibangun sejak 1936.

Pewawancara: Hery Trianto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hery Trianto
Sumber : Bisnis Indonesia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper