Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AP II Genjot Bisnis Nonpenerbangan, Pengamat: Jangan Serakah

Upaya PT Angkasa Pura II (persero) yang menargetkan peningkatan pendapatan dari nonaeronautics mencapai 42%, diharapkan tidak akan memberatkan penumpang dan maskapai.
Ilustrasi - Calon penumpang pesawat di Terminal 3 Ultimate Bandara Sooekarno-Hatta, Jumat (23/6/2017)./Bisnis-Dini Hariyanti
Ilustrasi - Calon penumpang pesawat di Terminal 3 Ultimate Bandara Sooekarno-Hatta, Jumat (23/6/2017)./Bisnis-Dini Hariyanti

Bisnis.com, JAKARTA - Pengamat aviasi menilai upaya PT Angkasa Pura II (persero) yang menargetkan peningkatan pendapatan dari nonaeronautics mencapai 42%, diharapkan tidak akan memberatkan penumpang pengguna fasilitas bandara.


PT Angkasa Pura II (Persero) pada 2019 ini akan fokus membangun bisnis nonpenerbangannya dengan target kontribusi meningkat mencapai 42% dari total penerimaan dari 2018 yang mencapai 34%.


Pendapatan sepanjang 2018 setelah diaudit mencapai Rp9,4 triliun dengan laba bersih berkisar Rp1,9 triliun. Jika diperinci, sekitar Rp6 triliun disumbang dari aero Rp3,4 triliun dari nonaero.

Pada 2019, AP II menargetkan pendapatan perusahaan pengelola bandara pelat merah tersebut meingkat menjadi Rp11,2 triliun dengan kontribusi dari bisnis nonaero meningkat menjadi 42%.


Pengamat Penerbangan Arista Atmadjati menilai bahwa langkah AP II untuk meningkatkan pendapatan nonaeronautics sebagai langkah yang baik. Namun, dia mengingatkan jangan sampai terlalu mahal sehingga harus mempertimbangkan daya beli penumpang.


"Kalau mereka mau menaikkan revenue nonaero bagus. Artinya, tidak mengganggu cost airline. Namun, kalau nonaero tarifnya kemahalan jadi tidak wajar, kasihan penumpang juga, beban semua, untung boleh tapi jangan kebablasan," jelasnya kepada Bisnis, Senin (4/3/2019).


Dia mengingatkan bahwa sebagai pengelola bandara yang perusahaannya hanya terbatas, AP II tidak pernah merugi sehingga jangan terlalu mengejar keuntungan.


Dia menilai keberadaan AP II sebagai perusahaan BUMN yang memonopoli pengelolaan bandara bersama AP I seharusnya lebih berfokus pada pelayanan baik bagi maskapai maupun penumpang.


"Bisnis boleh, tapi jangan serakah, [jangan sampai] tiap tahun menaikkan semua sewa, maskapai bisa kolaps nanti," ungkapnya.


BUMN, jelasnya, memiliki peran sebagai agen pembangunan juga yang seharusnya mengedepankan pelayanan. Peran AP II sebagai pengelola bandara pun penting terutama dalam menjaga on time performance (OTP) para maskapai.


Dengan demikian, dia berharap agar AP II lebih mengedepankan pelayanannya dan bukan pada profit oriented saja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper