Bisnis.com, JAKARTA - Citilink Indonesia, maskapai berbiaya rendah (low cost carriers/LCC) melaporkan mampu meraih tingkat keterisian penumpang (seat load factor/SLF) hingga lebih dari 80% pada dua bulan pertama tahun ini.
Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan, tingkat ketepatan waktu penerbangan (on time performance/OTP) pada Januari--Februari 2019 tercatat sebesar 91,7%.
"Pada 2 bulan awal 2019, rata-rata tingkat keterisian penumpang pada setiap penerbangan lebih dari 80%. Kami optimistis mampu mencatatkan hasil positif pada kuartal I/2019 yang biasanya tergolong low season," kata Juliandra, Selasa (5/3/2019).
Dia menambahkan sepanjang 2018, telah menerbangkan 15 juta penumpang atau naik 22% dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebanyak 12,3 juta penumpang. Adapun, target tahun ini diharapkan mampu mencapai 18 juta penumpang.
Selain itu, lanjutnya, Citilink juga berhasil meningkatkan pertumbuhan kapasitas produksi sebesar 17% pada 2018 jika dibandingkan dengan 2017. Menurut data dari Center for Aviation (CAPA), Citilink memiliki kekuatan pesawat sebanyak 61 unit.
Sementara untuk pangsa pasar (market share) untuk maskapai domestik, Citilink mampu meraup sebesar 14,29% pada 2018. Jumlah ini meningkat dari 2017 yang hanya sebesar 12,62%.
Citilink menjadi satu-satunya maskapai LCC di Indonesia yang berhasil memperoleh sertifikasi bintang 4 oleh Skytrax, lembaga pemeringkat industri aviasi internasional terkemuka. Sertifikasi bintang 4 adalah sertifikasi tertinggi untuk saat ini bagi LCC.
Selain Citilink, di Asia ada satu maskapai LCC China yang mempunyai sertifikasi ini. Dua lainnya adalah maskapai LCC kelas dunia, Norwegian dan Easyjet dari Inggris.