Bisnis.com, JAKARTA - AirAsia sangat tertarik untuk bersinergi dengan maskapai Citilink baik melalui akuisisi usaha maupun pembelian kepemilikan sebagian sahamnya.
Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP), Dendy Kurniawan menuturkan pihaknya tertarik untuk mencaplok perusahaan BUMN tersebut karena berbagai kesamaan dengan maskapainya.
"Kita itu tertarik melakukan sinergi dengan Citilink, karena dua-duanya sama-sama LCC [low cost carrier atau maskapai berbiaya rendah]. Kedua, kami kuat di internasional, mereka kuat di domestik dan ketiga sama-sama gunakan Airbus A32, pesawatnya sama, pilot, cabin crew ratingnya sama suku cadangnya dan maintenance sama," jelasnya Senin (4/3/2019).
Dia juga menyebutkan keuntungannya secara grup, AirAsia Group merupakan pembeli terbesar Airbus di dunia. Dengan demikian, dia mengklaim memiliki daya tawar yang lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai lain saat melakukan kredit atau menyewa pesawat.
"Misalnya sendiri-sendiri setiap tahun paling menambah lima-enam, kalau kami AirAsia ada di 6 negara, 9 Airline yang tergabung di situ, sekali pesan bisa 100 unit atau 60 unit harganya tentunya akan jauh lebih baguslah," jelasnya.
Dia menyebutkan bahwa pihaknya sangat ingin mengakuisisi maskapai Citilink tetapi kalau induk perusahaan tidak ingin menjualnya 100% tidak apa-apa.
"Ya kami inginnya AirAsia indonesia dan Citilink bisa jadi satulah. Nah, kalau memang mau dijual, kami siap untuk beli. Namun, misalkan tidak mau jual 100% pun enggak apa-apa. Kami tetap membuka ruang untuk itu, Garuda mau tetap memiliki sahamnya di Citilink sekian persen, silakan," jelasnya.
Namun, dia menegaskan masih perlu ada pembahasan lebih lanjut dengan iktikad baik di antara keduanya agar tercipta sinergi tersebut.
Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP), Dendy Kurniawan menuturkan pihaknya tertarik untuk mencaplok perusahaan BUMN tersebut karena berbagai kesamaan dengan maskapainya.
"Kita itu tertarik melakukan sinergi dengan Citilink, karena dua-duanya sama-sama LCC [low cost carrier atau maskapai berbiaya rendah]. Kedua, kami kuat di internasional, mereka kuat di domestik dan ketiga sama-sama gunakan Airbus A32, pesawatnya sama, pilot, cabin crew ratingnya sama suku cadangnya dan maintenance sama," jelasnya Senin (4/3/2019).
Dia juga menyebutkan keuntungannya secara grup, AirAsia Group merupakan pembeli terbesar Airbus di dunia. Dengan demikian, dia mengklaim memiliki daya tawar yang lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai lain saat melakukan kredit atau menyewa pesawat.
"Misalnya sendiri-sendiri setiap tahun paling menambah lima-enam, kalau kami AirAsia ada di 6 negara, 9 Airline yang tergabung di situ, sekali pesan bisa 100 unit atau 60 unit harganya tentunya akan jauh lebih baguslah," jelasnya.
Dia menyebutkan bahwa pihaknya sangat ingin mengakuisisi maskapai Citilink tetapi kalau induk perusahaan tidak ingin menjualnya 100% tidak apa-apa.
"Ya kami inginnya AirAsia indonesia dan Citilink bisa jadi satulah. Nah, kalau memang mau dijual, kami siap untuk beli. Namun, misalkan tidak mau jual 100% pun enggak apa-apa. Kami tetap membuka ruang untuk itu, Garuda mau tetap memiliki sahamnya di Citilink sekian persen, silakan," jelasnya.
Namun, dia menegaskan masih perlu ada pembahasan lebih lanjut dengan iktikad baik di antara keduanya agar tercipta sinergi tersebut.