Bisnis.com, JAKARTA - Rekomendasi surat persetujuan ekspor (SPE) konsentrat tembaga PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PTAMNT) tidak lama lagi akan terbit setelah Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan seluruh dokumen yang diperlukan lengkap.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Yunus Saifulhak mengatakan penerbitan rekomendasi SPE konsentrat PTAMNT hanya tinggal menunggu proses administrasi saja. Adapun seluruh pesyaratan sudah terpenuhi.
"Kalau Amman saya rasa secara administrasi tinggal proses saja lah ya. Secara dokumen sudah lengkap," ujarnya, Senin (4/3/2019).
Adapun, izin ekspor konsentrat tembaga PTAMNT telah berakhir pada 21 Februari 2019. Dengan demikian, saat ini perusahaan yang beroperasi di Nusa Tenggara Barat tersebut belum bisa melakukan pengapalan ke luar negeri.
PTAMNT pun telah mengajukan kuota ekspor konsentrat tembaga untuk periode Februari 2019-Februari 2020 sebanyak 336.000 ton. Pada periode sebelumnya, PTAMNT mengantongi kuota ekspor sebanyak 450.826 ton konsentrat tembaga.
Sebelumnya, Presiden Direktur PTAMNT Rachmat Makkasau menyatakan akan ada penurunan produksi tahun ini karena ada beberapa penyesuaian dalam operasional tambang. Meskipun akan menurunkan tingkat produksi sementara, proses penambangan ke depan diyakini akan lebih efisien.
"Kita memang ada reschedule mining. Perencanaan penambangannya kita buat biar lebih efisien," tuturnya.
Berdasarkan laporan PT Medco Energi Internasional Tbk., induk usaha PTAMNT, fase 7 diperkirakan dapat mengekstraksi cadangan tembaga sebanyak 4,47 miliar pon dan emas sebanyak 4,12 juta ounce. Produksi Fase 7 diharapkan dimulai pada akhir 2020 atau awal 2021.
Selain PTAMNT, PT Smelting pun akan segera mendapatkan rekomendasi SPE lumpur anoda (anoda slime) sebagai produk samping pemurnian konsentrat tembaga.
Yunus mengatakan kuota yang diberikan tidak akan terlalu jauh dari periode sebelumnya, yakni sekitar 2.000 ton per tahun.