Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pamer Kartu Pra Kerja, Jokowi Sebut bisa Perbaiki SDM Indonesia

Calon Presiden Joko Widodo tengah menghitung masa efektif Kartu Pra Kerja yang ditujukan bagi para pencari kerja, pengangguran, hingga pekerja yang ingin pindah keahlian lain.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo berkunjung ke Pasar Sentral sebagai bagian dari agenda kunjungan ke Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/3/2019)./Bisnis-Amanda Kusumawardhani
Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo berkunjung ke Pasar Sentral sebagai bagian dari agenda kunjungan ke Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (2/3/2019)./Bisnis-Amanda Kusumawardhani

Bisnis.com, KENDARI - Calon Presiden Joko Widodo tengah menghitung masa efektif Kartu Pra Kerja yang ditujukan bagi para pencari kerja, pengangguran, hingga pekerja yang ingin pindah keahlian lain.

"Tapi maksimal baru kita hitung apa 1-2 tahun baru dihitung. Tapi dengan kartu ini kita bisa perbaiki kualitas SDM [sumber daya manusia] kita," katanya dalam Rakerda Tim Kampanye Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara di Hotel Claro, Kendari, Sabtu (2/3/2019).

Jokowi mengungkapkan para pemegang kartu tersebut akan diberikan akses untuk mengikuti pelatihan kerja. Jika dalam 1-2 tahun setelah mendapatkan pelatihan kerja masih belum mendapatkan kerja, maka mereka bakal memperoleh gaji atau tunjangan dari pemerintah.

"Ini juga yang pegang kartu ini akan di-training dulu, yang kena PHK di-training lagi setelah itu masuk kerja selesai. Tidak masuk kerja akan diberi honor atau gaji," ujarnya.

Kendati demikian, dia belum bisa memastikan jumlah kartu yang akan diberikan dan nilai anggaran yang akan dikucurkan.

Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), angka pengangguran terbuka mencapai 5,34% per September 2018. Dari angka ini, sekitar 19,68% terdiri dari angkatan kerja muda berusia 15-24 tahun.

Sistem benefit bagi pengangguran sebenarnya bukan sebuah hal baru karena beberapa negara maju sudah mengimplementasikannya antara lain Inggris, Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Kanada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper