Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

2019, BUMN Incar Laba Rp200 Triliun

Perseroan pelat merah yang berada di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara ditargetkan mampu mencetak laba Rp200 triliun pada tahun ini atau tumbuh 6,38% dari prognosis realisasi 2018.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Kerja sama Kesepakatan Investasi untuk Pembiayaan Infrastruktur di Hotel Inaya, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Jefri Tarigan
Menteri BUMN Rini Soemarno menyampaikan sambutannya pada acara penandatanganan Kerja sama Kesepakatan Investasi untuk Pembiayaan Infrastruktur di Hotel Inaya, Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10/2018)./ANTARA-Jefri Tarigan

Bisnis.com, JAKARTA— Perseroan pelat merah yang berada di bawah Kementerian Badan Usaha Milik Negara ditargetkan mampu mencetak laba Rp200 triliun pada tahun ini atau tumbuh 6,38% dari prognosis realisasi 2018.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini M. Soemarno mengatakan keuntungan atau laba yang dikantongi seluruh perseroan pelat merah mencapai Rp155 triliun pada 2015. Jumlah itu menurutnya terus naik menjadi sekitar Rp188 triliun menurut prognosis laporan keuangan 2018 yang belum diaudit.

“Tahun ini kami targetkan Rp200 triliun,” ujarnya di Jakarta, Kamis (28/2).

Berdasarkan data prognosis kinerja keuangan yang dikutip dari Kementerian BUMN sebelumnya, total pendapatan yang dikantongi perseroan pelat merah mencapai Rp2.339 triliun pada 2018. Realisasi itu naik 10,45% dari Rp2.027 triliun tahun sebelumnya.

Pendapatan yang dikantongi oleh BUMN terus mengalami pertumbuhan dari periode 2015—2018. Jumlah yang dikantongi tiap periode yakni Rp1.699 triliun pada 2015, Rp1.710 triliun pada 2016, Rp2.027 triliun pada 2017, dan Rp2.339 triliun pada 2018.

Dari sisi laba bersih, nilai yang dikantongi, menurut prognosis Kementerian BUMN, senilai Rp188 triliun pada 2018. Pencapaian itu tumbuh tipis 1,07% dari Rp186 triliun pada 2017.

Dalam empat tahun terakhir, laba perseroan pelat merah tercatat terus mengalami kenaikan selama rentang 2015-2018. Pencapaian tumbuh dari Rp150 triliun pada 2015, Rp176 triliun pada 2016, Rp186 triliun pada 2017, dan Rp188 triliun pada 2018.

Rini mengklaim total dividen yang disetorkan oleh BUMN sekitar Rp43 triliun pada 2018. Dengan demikian total setoran kepada kas negara dari pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), dan dividen mencapai Rp432 triliun tahun lalu.

Secara khusus, dalam Rapat Koordinasi BUMN Tahun 2019, yang berlangsung di Jakarta, Kamis (28/2), Rini mengatakan ingin melecut perseroan pelat merah untuk mencapai kinerja yang lebih baik. Apalagi, ke depan kompetisi makin berat.

Dia menyebut bahwa sinergi BUMN harus lebih ditingkatkan. Hal itu terutama pembentukan holding perseroan pelat merah.

"Dengan holding-isasi, kami meyakini efisiensi bisa terjadi sehingga penguatan keuangan akan lebih baik. Selanjutnya, dapat memotong berbagai duplikasi yang sekarang ada,” paparnya.

Berdasarkan catatan Bisnis, Rini menargetkan sejumlah holding BUMN akan rampung pada 2019. Adapun grup usaha tersebut yakni di bidang perumahan dan kawasan, infrastruktur, asuransi, keuangan, pelabuhan, dan industri strategis.

Managing Director Lembaga Management Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LM FE UI) Toto Pranoto menilai target Rp200 triliun yang dibidik BUMN tahun ini cukup menantang. Pasalnya, sepanjang 2017-2018 kinerja seluruh pelat merah naik meskipun tidak cukup signifikan.

“Untuk itu perlu extra effort mencapai target profit Rp200 triliun,” tuturnya.

Toto menilai pendapatan BUMN sukar untuk bertumbuh pesat pada tahun ini sejalan dengan periode tahun politik dan tren ekonomi global. Langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi kondisi itu yakni memperbaiki cost structure secara lebih radikal.

“Jadi, mungkin revenue bisa slow growth namun kalau cost structure bisa dirampingkan atau efisen maka bottom line angkanya bisa ditingkatkan. Artinya, target Rp200 triliun bisa dikejar,” paparnya.

Dia menambahkan upaya perbaikan cost structure perlu ditempuh untuk BUMN yang memiliki leverage besar seperti PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Pertamina (Persero), dan sejenisnya. 
 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper