Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun ini akan mencapai 5,2% dari target sasaran 5%-5,4%.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan proyeksi memang lebih rendah dari perkiraan asumsi APBN.
Namun, basis pertumbuhannya tetap kuat ditopang oleh permintaan eksternal dari investasi dan konsumsi yang secara keseluruhan diperkirakan tumbuh 5,5%.
Menurut Perry, pertumbuhan ini cukup baik di tengah gonjang-ganjing global yang menyebabkan upaya mengenjot ekspor menjadi sulit.
"Genjot ekspor susah, padahal memang kita butuh impor lebih banyak investasi. Jadi ekspor dikurang impor masih negatif yang lebih besar sehingga pertumbuhan ekonomi tahun ini 5,2%," kata Perry, Kamis (28/02/2019).
Adapun, komponen penopangnya a.l. konsumsi yang diperkirakan tumbuh 5,2%, investasi sebesar 6,7%, dan ekspor yang masih negatif.
Sayangnya, Perry enggan mengungkapkan berapa angka net ekspor tersebut. Terkait dengan inflasi, Perry menegaskan pihaknya melihat laju inflasi tahun ini yang akan berada di bawah titik tengah sasaran inflasi 3,5% seiring dengan harga yang terkendali.
Nilai tukar rupiah diperkirakan lebih stabil pada tahun ini, meskipun level Rp14.000 per dolar AS masih undervalued.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
