Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Industri Pengolahan dan Pemurnian Indonesia (AP3I) menilai Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan industri baterai kendaraan listrik mengingat besarnya cadangan nikel. Keberadaan industri pun dapat meningkatkan serapan nikel di dalam negeri yang masih kecil.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua AP3I Jonatan Handojo kepada Bisnis, Senin (25/02/2019). Dia menjelaskan sebanyak 45% cadangan nikel dunia terdapat di Indonesia, sehingga potensial untuk diserap salah satunya melalui industri baterai kendaraan listrik.
Saat ini, menurut Jonatan, sebanyak 95% nikel yang telah menjadi logam diekspor dan 5% diserap oleh industri stainless steel di dalam negeri. Sebagian nikel yang diekspor tersebut kemudian diolah menjadi baterai nickel metal hydride (NMH) oleh beberapa negara, seperti China.
"Baterai NMH adalah baterai terbaik untuk kendaraan listrik, karena Tesla [perusahaan otomotif dan penyimpanan energi] sudah mengujinya. Kini baterai jenis NMH terbesar diproduksi oleh China, nikelnya dari Indonesia, cobalt dan lithium dari Afrika Barat," ujar Jonatan kepada Bisnis.
Menurutnya, sekitar 80% NMH menggunakan komponen nikel. Hal tersebut membuat industri baterai kendaraan listrik potensial untuk dikembangkan mengingat melimpahnya cadangan nikel di Indonesia.
Jonatan pun menjelaskan pihaknya, melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin), telah mengundang Posco ke Indonesia untuk berinvestasi di industri baterai NMH. "Namun, sayang Posco masih belum memberikan kabar tentang tawaran dari Indonesia, kini Tsinghan di Halmahera sudah membangun pabrik baterai NMH," tambahnya.
Pada Januari 2019, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), pabrik baterai listrik pertama di Indonesia didirikan di Kawasan Industri Morowali, Sulawesi Tengah. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan patungan dari tiga investor asal China, yakni Tsinghan Holding Group, Huayou, dan Zhenshi.
Berdasarkan data Kemenperin, pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi 50.000 ton produk intermediate nikel hidroksida, 150.000 ton baterai kristal nikel sulfat, 20.000 ton baterai kristal sulfat kobalt, dan 30.000 ton baterai kristal sulfat mangan.