Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi pedagang pasar menilai upaya pemerintah merevitalisasi 4.211 pasar rakyat sepanjang 2015—2018 belum berdampak signifikan terhadap daya saing dan kualitas pasar rakyat.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Tradisional (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengatakan, selama ini pemerintah cenderung memfokuskan diri kepada pembangunan fisik. Di sisi lain, menurutnya, dari sisi nonfisik justru diabaikan.
“Dari pantauan kami, pengelolaan pasar yang sudah direvitalisasi ini masih pakai cara lama. Bangunannya baru tetapi sistem di dalamnya masih jauh dari kebaruan. Faktor keamanan, kebersihan dan kenyamanan tidak diatur dengan maksimal,” katanya, Rabu (20/2/2019).
Akibatnya, revitalisasi pasar tersebut menurutnya tidak menambah baik minat pedagang maupun pembeli untuk berniaga di pasar baru tersebut. Hal itu menurutnya, merupakan dampak dari sikap pemerintah yang dinilainya lebih konsentrasi pada mengejar target jumlah pasar yang direvitalisasi secara fisiknya saja.
Sementara itu, terkait dengan peralihan fokus pemerintah untuk merevitalisasi pasar rakyat tipe D pada tahun ini, Abdullah juga menilai upaya itu tidak akan berdampak banyak. Pasalnya menurut dia, karakter pasar tipe D sangat kental dengan nuansa budaya setempat.
“Pasar tipe D ini sifatnya sangat seasonal sekali. Bukannya saya tidak membolehkan revitalisasi untuk pasar tipe D. hanya saja untuk tipe tersebut sebaiknya serahkan ke Pemda saja. Pemerintah pusat fokus ke pasar tipe A, B dan C yang skalanya lebih besar,” lanjutnya.
Baca Juga
Senada, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) Muhammad Maulana mengatakan, dia masih melihat banyak masalah yang dialami oleh para pedagang di pasar rakyat yang telah direvitalisasi.
“Misalnya dalam hal retribusi, para pedagang sangat sering tidak diajak diskusi dan sosialisasi mengenai besaran retribusi pascarevitalisasi. Akhirnya sering kali mereka menilai pasar yang telah direvitalisasi justru menimbulkan beban baru bagi mereka,” ujarnya.
Di sisi lain, pemerintah menurutnya juga belum menjamah persoalan-persoalan nonfisik yang lebih krusial di pasar rakyat. Salah satunya, lanjutnya, terkait dengan masih panjangnya rantai distribusi barang dari produsen menuju pedagang pasar.
Selain itu, para pedagang pasar juga belum banyak yang mendapatkan kemudahan pendanaan, walaupun pasarnya telah diperbaharui. Para pedagang pasar, menurutnya masih dianggap kurang bankable oleh bank-bank umum.
Sementara itu, ekosistem koperasi juga dinilainya gagal berkembang dengan baik di kalangan pelaku pasar rakyat. Akibatnya cukup banyak pedagang di pasar rakyat yang masih terjerat oleh rentenir.