Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia ditengarai kekurangan tempat penyelenggaraan Meeting, Incentive, Convention, Exhibition (MICE) berstandar internasional. Padahal, pemerintah berencana memfokuskan MICE sebagai motor pertumbuhan industri pariwisata.
Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azahari menuturkan, di Indonesia, hanya Bali dan Jakarta yang telah memiliki venue MICE berstandar internasional. Adapun, salah satu kriteria venue MICE berskala internasional adalah jarak antara lokasi pertemuan dengan penginapan.
“Bali yang paling siap karena di Nusa Dua ada tempat penyelenggaraan MICE dan hotelnya dekat. Syaratnya, salah satu bisa diakses hanya berjalan kaki antara venue pertemuan dengan penginapan. Kalau di Jakarta agak susah, tapi venue MICE sudah bisa menampung banyak peserta,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (13/2/2019).
Menurutnya, untuk membuat lokasi penyelenggaraan MICE berkelas internasional seperti di Bali, dibutuhkan investasi yang tak sedikit. Oleh karena itu, peran pengusaha swasta sangat krusial dalam mengembangkan tempat penyelenggaraan MICE di Tanah Air.
“Saya kira terlambat kalau pemerintah mencanangkan Indonesia sebagai destinasi MICE, karena infrastrukturnya belum memadai. Beda seperti di Singapura dan Malaysia, di mana venue MICE di sana sudah terintegrasi dengan transportasi umum sehingga memudahkan peserta yang datang,” ucapnya.
Azril menyarankan agar penyelenggaraan MICE di Indonesia juga dibarengi dengan paket wisata pelesir agar para peserta MICE yang datang dari luar negeri memperpanjang durasi kunjungannya di Indonesia untuk berplesir sehingga spending-nya lebih besar.
Ketua Umum DPP Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (Asperapi) Effi Setiabudi berpendapat, saat ini 90% kegiatan MICE di Indonesia berskala nasional dan hanya 10% yang bertaraf internasional.
“Selama ini kegiatan MICE tak berasal dari prakarsa daerah dan kebanyakan lingkupnya nasional. Untuk menjadikan Indonesia sebagai pariwisata berbasis MICE perlu dorongan agar daerah juga memprakarsai kegiatan MICE,” katanya.
Menurutnya, bisnis MICE akan terus tumbuh karena ditopang oleh pertumbuhan ekonomi, stabilitas politik dan keamanan yang berdampak pada minat investor lokal untuk berinvestasi baik sebagai penyelenggara maupun peserta MICE.
Menurutnya, venue MICE di Indonesia sudah cukup memenuhi standar internasional. Beberapa daerah yang tercatat telah memiliki venue MICE memadai a.l. Bali, Jakarta, Surabaya, Medan, Batam, Padang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Makassar, Manado, Solo, Lombok, Bintan, Palembang, dan Balikpapan.
Adapun, Deputi Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata Rizky Handayani menuturkan, banyak hotel di Indonesia yang memiliki fasilitas pertemuan dan konferensi.
“Hampir semua hotel berbintang memiliki fasilitas MICE. Kalau bicara untuk konferensi skala sangat besar berada di Bali, Jakarta dan Tangerang. Selain itu, kota besar seperti Medan, Palembang, Bandung, Jogja, Surabaya, Makassar, Batam, dan Semarang memiliki tempat pertemuan yang memadai untuk kegiatan pertemuan,” tuturnya.
Kendati demikian, sebutnya, pengembangan destinasi MICE saat ini memang difokuskan di tujuh kota, yaitu Jakarta, Yogyakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Lombok dan Bali. Dari tujuh destinasi itu, yang saat ini sudah siap untuk penyelenggaraan MICE yakni Jakarta dan Bali.
Sekadar catatan, tahun ini, Kemenpar menargetkan pertumbuhan industri MICE meningkat dari 6% pada 2018 menjadi 10% pada 2019.
Menurut data Internasional Congress and Convention Association (ICCA), Indonesia berada di posisi ke-42 dunia dan ke-12 untuk kawasan Asia Pasifik.
“MICE akan menjadi primadona ke depan. Potensinya besar untuk Indonesia semakin diminati dunia internasional untuk menggelar event-event besarnya,” ucap Rizki.