Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Krakatau Steel Optimistis Ekspor Baja Melonjak

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memproyeksikan ekspor baja pada tahun ini naik dua kali lipat dari tahun lalu lantaran pembebasan anti-dumping duty dari Malaysia dan Australia.
Pekerja memeriksa kualitas lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman
Pekerja memeriksa kualitas lempengan baja panas di pabrik pembuatan hot rolled coil (HRC) PT Krakatau Steel (Persero) Tbk di Cilegon, Banten, Kamis (7/2/2019)./ANTARA-Asep Fathulrahman

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. memproyeksikan ekspor baja pada tahun ini naik dua kali lipat dari tahun lalu lantaran pembebasan anti-dumping duty dari Malaysia dan Australia.

Silmy Karim, Direktur Utama Krakatau Steel, mengatakan tim dumping perseroan telah sukses membebaskan emiten dengan kode saham KRAS tersebut dari pengenaan anti-dumping duty atas produk baja canai panas atau hot rolled coil (HRC) di Malaysia.

Upaya tersebut dilakukan melalui mekanisme administrative review yang diajukan sejak Juli 2018. Ministry of International Trade & Industry Malaysia pada keputusan akhirnya menyatakan bahwa saat ini tidak ada industri dalam negeri di Malaysia yang menyuplai produk HRC, sehingga pengenaan anti-dumping duty menjadi tidak relevan lagi.

Secara resmi, pengenaan anti-dumping duty terhadap produk KRAS mulai dicabut pada 9 Februari 2019. Pembebasan anti-dumping duty ini juga dilakukan oleh Pemerintah Australia.

"Dengan ini kami akan meningkatkan ekspor ke Malaysia karena mereka konsumen setia Krakatau Steel dari dulu. Saat ini, kami dorong lagi supaya ikut meningkatkan ekspor nasional," kata Silmy akhir pekan lalu.

Dia menuturkan kebutuhan baja di Malaysia mencapai 9,4 juta ton per tahun. Dengan kebutuhan tersebut, perseroan memetakan ekspor baja ke negeri jiran tersebut berkisar 400.000 ton hingga 500.000 ton pada 2019.

Kenaikan ekspor tidak hanya diprediksi ke Malaysia, melainkan juga ke Australia setelah negara tersebut memutuskan untuk tidak memperpanjang anti-dumping duty produk baja Indonesia sejak akhir Desember 2018.

Dengan demikian, ekspor diperkirakan akan naik dua kali lipat jika dibandingkan realisasi 2018. "Nilai ekspor total kami targetkan sekitar US$200 juta atau kurang lebih 10% dari total penjualan," kata Silmy.

Direktur Pemasaran Krakatau Steel Purwono Widodo menambahkan dengan kebijakan Pemerintah Australia untuk tidak memperpanjang anti-dumping duty produk baja Indonesia, ekspor perseroan tidak lagi hanya mengincar pasar Asia Tenggara, melainkan juga Australia.

"Jadi, baik ke Malaysia maupun Australia ekspor HRC dan hot rolled plate (HRP) dari Krakatau Steel direncanakan meningkat," kata Purwono.

Dia menjelaskan secara keseluruhan jumlah ekspor ke Australia memang tidak sebesar di Malaysia. Ekspor ke Australia diperkirakan sebesar 5.000 ton per kuartal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper