Bisnis.com, JAKARTA – Pengembang properti PT Riscon Victory atau dikenal dengan Riscon Realty berencana melakukan Inital Public Offering (IPO) tahun ini.
Chief Financial Officer Riscon Realty Tedy J. Sitepu menyebutkan, Riscon menargetkan nilai IPO di kisaran antara Rp500 miliar – Rp1 triliun. Dari keseluruhan dana IPO tersebut, akan dibagi 80% untuk land bank dan 20% sisanya untuk operasional.
“Dana IPO kalau nanti sudah jadi, 80% untuk land bank dan 20% lagi untuk operasional seperti untuk pembangunan, kan masih banyak seperti di Bogor dan Karawang. Nanti kan di kredit konstruksi sebenarnya tetap ada lah, tapi kita manage supaya biaya operasional dengan 20% itu,” paparnya kepada Bisnis, Senin (4/2).
Langkah untuk IPO dinilai Tedy sebagai langkah strategis untuk mencari pendanaan yang lebih fleksibel dan untuk menambah kepercayaan para investor dan dunia finansial.
“Dengan IPO tentu pasti nanti akan menerapkan GCG yang setara dengan perusahaan lainnya. Jadi ini merupakan suatu kebutuhan maupun sebagai suatu inisiatif manajemen,” imbuh Tedy.
Baca Juga
Dari sisi persiapan, Riscon Realty sudah mulai menggandeng sejumlah rekanan untuk menjajaki dan mengkaji keperluan IPO.
“Nanti setelah gongnya, disetujui oleh pemegang saham dan CEO, kami jalan. Mudah-mudahan tahun ini, kami masih harus cari partnernya juga yang bisa membawa kita lebih baik,” tambahnya.
Tedy menambahkan, langkah IPO ini juga sudah dinantikan masyarakat luas, terutama untuk membantu menyediakan rumah murah.
“Kalau mau yang murah rumahnya tentu cost-nya harus murah, selain tanah kan juga ada cost of fund dari kita, kalau belum compete di cost of fund tentu kita belum bisa melayani. Tapi kalau lebih murah apalagi dengan dana IPO tentu kita lebih mudah melayani masyarakat,” lanjutnya.
Komisaris Utama Riscon Realty Aviv Mustaghfirin mengungkapkan, keinginan IPO tersebutjuga didukung oleh kredit perumahan, teruama kelas menengah ke bawah, yang jarang macet.
“Kredit di perumahan ini jarang macetnya, rumah murah terutama Rp500 juta ke bawah. Karena masyarakat yang punya KPR itu umumnya sangat menjaga, mereka tidak mau kehilangan rumah itu apalagi yang subsidi, nggak bisa kabur, sehingga kita yakin kelancaran dari kredit itu pun akan didukung oleh perbankan di sisi user akan dibantu,” ujar Aviv, yang juga menjabat sebagai Ketua DPD Himperra DKI Jakarta.