Bisnis.com, JAKARTA--- Pendiri HijUp, penyedia wadah pasar elektronik busana Muslim, Diajeng Lestari berharap Indonesia memiliki distrik khusus atau pusat untuk fashion Muslim.
Harapan itu disampaikan oleh Diajeng seusai pertemuan antara Presiden Joko Widodo dan pelaku industri busana Muslim yang terdiri dari pengelola toko dalam jaringan atau dagang elektronik serta perancang busana Muslim di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (31/1/2019).
Diajeng berharap Indonesia memiliki strategi pemasaran busana Muslim yang strategis. Indonesia, menurutnya, dapat berkaca dari negara lain seperti Italia, Jepang atau Turki yang memiliki distrik fashion Muslim. "Kita di Indonesia yang penduduk Muslim terbesar di dunia dan tentunya sektor pariwisatanya sangat berpotensi, kita diharapkan punya beberapa distrik fashion untuk fashion Muslim ini yang berstandar internasional," kata Diajeng.
Menurutnya, daerah yang paling potensial dijadikan distrik fashion Muslim adalah Jakarta dan Bandung. Diajeng mengatakan pusat fashion Muslim itu terkait erat dengan sektor pariwisata. Ide distrik fashion Muslim ini merupakan bagian dari pengembangan sisi hilir industri ini.
Sementara itu, di sisi hulu, Diajeng berharap adanya intervensi pemerintah untuk memperkuat produksi busana Muslim nasional. Hal tersebut, menurutnya, berkaitan dengan industri manufaktur. Diajeng mengatakan sebagian besar atau sekitar 98% pelaku usaha busana Muslim adalah usaha kecil menengah (UKM).
"Kita perlu mensinergikan dari hulu yaitu bagaimana kita menciptakan produk-produk baru, tadi (dalam pertemuan dengan Presiden) juga dibahas bagaimana menciptakan kain dari serat nanas, dan dari produk-produk yang ada di Indonesia sumbernya," kata Diajeng.
Dalam pertemuan itu, seperti disampaikan oleh Diajeng, Presiden bersikap terbuka terhadap berbagai masukan itu. Industri halal disebutnya menjadi salah satu perhatian dari Presiden.
Diajeng mengatakan Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia memiliki pasar yang luar biasa. Diajeng berharap Indonesia dapat menjadi berperan sebagai "pemain". "Sehingga kita lebih produktif dan kita pada akhirnya juga bisa menghasilkan pertumbumbuhan ekonomi yang juga signifikan di Indonesia," katanya.