Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Rumah Bekas 2019 Tumbuh Tipis

Properti bukan baru atau seken diperkirakan masih bisa bertumbuh meskipun tidak signifikan tahun ini. Menjelang tahun politik dan imbas perekonomian dari faktor eksternal, pemilik hunian akan cenderung menurunkan harga.
ilustrasi./JIBI-Rachman
ilustrasi./JIBI-Rachman

Bisnis.com, JAKARTA – Properti bukan baru atau seken diperkirakan masih bisa bertumbuh meskipun tidak signifikan tahun ini. Menjelang tahun politik dan imbas perekonomian dari faktor eksternal, pemilik hunian akan cenderung menurunkan harga.

Country General Manager Rumah123.com Ignatius Untung mengatakan bahwa properti seken yang terjual sepanjang 2018 mengalami kenaikan konstan. Dengan tren industri properti yang semakin membaik, diperkirakan pertumbuhan tahun ini bisa lebih baik lagi.

“Perlambatan pertumbuhan terjadi sejak 2015 dan masih dirasakan sampai 2019, ini untuk rumah tapak dan apartemen secondary atau bekas. Ada kenaikan, tapi pelan,” ujarnya belum lama ini.

Ketua Umum Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) Lukas Bong menuturkan, pertumbuhan industri properti tidak bisa bertumbuh signifikan karena banyak investor atau pencari rumah yang masih bersikap menunggu.

Untuk rumah seken, khususnya segmen menengah, katanya, pembeli yang mendominassi adalah para investor ketimbang pembeli untuk ditempati sendiri (end user). “Ini banyak investor atau orang yang punya dana yang mendominasi, tapi mereka banyak yang wait and see, menunggu sampai harga terkoreksi baru mereka baru masuk,” katanya.

Lukas memaparkan, sekarang banyak juga penjual rumah seken yang bilang jual rugi. Padahal, kalau dilihat dari jangka waktunya, penjual masih bisa menikmati keuntungan dari harga saat dia beli dulu.

“Misalnya mereka waktu beli 5 tahun lalu harganya Rp5 miliar dan sekarang harga di pasar sekitar Rp10 milar. Namun, penjual kesulitan menjual dengan harga Rp10 miliar, sehingga kasih diskon 20% menjadi Rp8 miliar. Itu kan sebenarnya tidak rugi,” papar Lukas.

Dengan melihat bahwa properti itu adalah kebutuhan primer, dan banyak pasangan muda yang baru berumah tangga, permintaan untuk properti masih akan tetap tinggi.

Ditambah lagi, imbuh Lukas, bahwa properti itu adalah instrumen untuk investasi yang paling menarik saat ini, pihaknya tetap optimistis pada 2019 akan ada kenaikan di sektor rumah seken meskipun tidak akan signifikan.

Senior Director Leads Property Services Indonesia Darsono Tan mengatakan bahwa prospek rumah seken tahun ini diperkirakan bisa membaik karena syarat down payment (DP) rumah dari pemerintah yang diperkecil.

“Saat ini yang menjadi masalah mungkin karena bunga KPR yang belum turun, jadi pertumbuhan peminatnya belum signifikan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (28/1).

Untuk dari segi harga, rumah seken di bawah Rp500 juta – Rp600 juta masih menjaring peminat terbanyak, tapi tetap tidak menutup pergerakan penjualan rumah bekas seharga di atas Rp1 miliar.

Direktur sekaligus Kepala Bidang Riset dan Konsultan Savills Anton Sitorus juga mengatakan hal serupa. Menurut dia, prospek rumah seken tahun ini akan lebih menarik di tengah pertumbuhan ekonomi nasional yang melemah.

“Bisa jadi banyak orang yang butuh melepas asetnya untuk menambah modal, bisa karena faktor bisnis, misalnya. Artinya di pasar seken itu peluang untuk mendapat barang dengan harga yang lebih murah bisa lebih besar,” paparnya kepada Bisnis.

Saat industri properti yang sedang lesu seperti sekarang ini, seharusnya dimanfaatkan oleh pencari hunian untuk membeli rumah. Pasalnya, mencari hunian murah ketika sedang booming justru akan lebih sulit.

“Orang cenderung membeli rumah seken juga terutama karena lokasi, di lokasi itu misalnya sudah nggak ada lagi proyek rumah baru. Seperti di dalam kota kan hampir tidak ada proyek rumah baru, jadi mau nggak mau harus cari rumah seken yang di dalam kota, karena dekat kantor dan sebagainya,” imbuhnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper