Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jika Shutdown Molor hingga Maret, Pertumbuhan Ekonomi AS bisa 0%

Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) berpotensi mandek jika penutupan sebagian layanan pemerintah (partial government shutdown) tak berkesudahan.
Papan pengumuman menyatakan gedung National Archive di Washington DC, AS ditutup selama government shutdown (penutupan pemerintah) sementara diberlakukan, Sabtu (22/12/2018)./Reuters-Joshua Roberts
Papan pengumuman menyatakan gedung National Archive di Washington DC, AS ditutup selama government shutdown (penutupan pemerintah) sementara diberlakukan, Sabtu (22/12/2018)./Reuters-Joshua Roberts

Bisnis.com, JAKARTA – Pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) berpotensi mandek jika penutupan sebagian layanan pemerintah (partial government shutdown) tak berkesudahan dan hari ini, Kamis (24/1/2019) sudah memasuki hari ke-34.

Ketua Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett mengatakan jika shutdown yang tengah berlangsung terus berlarut-larut hingga Maret mendatang, Negeri Paman Sam dapat mencatatkan pertumbuhan ekonomi nol persen pada kuartal ini.

“Ya, bisa saja, jika [shutdown] diperpanjang selama kuartal ini,” jawab Hasset kepada CNN, menanggapi pertanyaan apakah AS dapat mengalami pertumbuhan nol persen dengan masa shutdown yang telah memasuki hari ke-33 hingga Rabu (23/1/2019).

“Memang benar, jika kita mengalami kuartal pertama yang biasanya lesu dan shutdown yang berkepanjangan maka kita bisa memperoleh angka [pertumbuhan] yang sangat rendah atau sangat dekat dengan nol,” tambah Hassett, seperti dilansir dari Bloomberg.

Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi AS dikatakannya bisa bangkit menjadi “4% atau 5%” pada kuartal kedua jika pemerintah membuka kembali layanan pemerintahan yang ditutup.

Namun seorang ekonom menyangsikan perkiraan Hassett tentang potensi rebound pada kuartal kedua.

“Proyeksi seperti itu lebih seperti doa yang penuh dengan harapan daripada perkiraan yang realistis,” ujar Bernard Baumohl, kepala ekonom global di Economic Outlook Group LLC. Kendati demikian, ia sependapat pertumbuhan kuartal pertama bisa mendekati nol persen jika shutdown berlangsung hingga Maret.

Survei Bloomberg News pekan lalu mengungkapkan pendapat sejumlah analis bahwa jika shutdown berkepanjangan hingga akhir Maret 2019, maka akan mengurangi 0,8 poin persentase dari pertumbuhan kuartal pertama atau akan berakhir di 1,5%, berdasarkan respons median.

Sementara itu, perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi, berdasarkan laju tahunan, berkisar dari kontraksi sebesar 2% hingga ekspansi 3,3%.

Hingga hari ini, Kamis (24/1/2019), masa partial government shutdown, yang dimulai sejak 22 Desember 2018, memasuki hari ke-34, rekor periode shutdown terpanjang dalam sejarah Pemerintahan AS.

Tensi yang terlihat meningkat di antara elit politik menunjukkan bahwa shutdown tersebut masih juga belum akan berakhir. Ratusan ribu pekerja federal pun harus ikhlas bekerja tanpa dibayar.

Negosiasi kedua pihak untuk mengakhiri shutdown berulang kali terhenti lantaran Trump dan para pemimpin Demokrat di Kongres saling ogah mengalah dalam hal pendanaan tembok di sepanjang perbatasan AS dan Meksiko.

Proposal dana senilai US$5,7 miliar untuk tembok perbatasan yang diajukan Trump dalam rancangan undang-undang disanggah oleh pihak Demokrat, memaksa shutdown terus berlanjut hingga memecahkan rekor dalam sejarah Amerika.

Dalam akun Twitter-nya pada Rabu (23/1), Presiden AS Donald Trump mengatakan akan menunda pidato kenegaraannya sampai shutdown berakhir.  

Sebelumnya, pada hari yang sama, para pemimpin Demokrat di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS melayangkan gagasan untuk mengakhiri shutdown dengan memberikan sebagian besar atau seluruh anggaran yang Trump inginkan.

Namun, alih-alih untuk tembok seperti yang Trump inginkan, dana tersebut digunakan untuk mengadakan sejumlah keperluan keamanan perbatasan dengan alat teknologi seperti drone, sinar-X, dan sensor, serta lebih banyak agen patroli perbatasan.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper