Bisnis.com, JAKARTA - BUMN pangan Perum Bulog mulai melirik pasar ekspor untuk menyalurkan stok beras yang diprediksi berlebih tahun ini.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso pun menargetkan bisa mengekspor beras pada tahun ini.
Menurutnya, gudang Bulog yang berkapasitas 3,6 juta ton diperkirakan penuh pada musim panen tahun ini, sedangkan hingga saat ini perseroan masih menyimpan cadangan sebesar 2,1 juta ton.
Dengan target penyerapan yang mencapai 1,8 juta ton, artinya ada kemungkinan kelebihan stok sebesar 300.000 ton. Di sisi lain, serapan dari operasi pasar berjalan stagnan, dan kurang dari target yang ditetapkan yakni 15.000 ton/hari.
Buwas mengatakan salah satu indikator ekspor akan segera dilakukan ialah ketika gudang perseroan penuh. Menurutnya, bukan hal yang aneh apabila Indonesia yang masih impor beras tiba-tiba melakukan ekspor.
"Petani tidak perlu takut gudang penuh dan kami tidak bisa serap. Kami akan tetap serap dan nanti kami kelola dengan ekspor, sebab sudah ada beberapa negara Asean yang sudah kami hubungi dan siap untuk membeli karena butuh," ungkapnya usai rapat dengan Komisi IV DPR RI, Senin (21/1/2019).
Lagi pula, lanjutnya, tidak perlu terlalu alergi terhadap impor karena langkah tersebut dilakukan untuk menjaga kestabilan harga dalam negeri. Asalkan, upaya itu tidak menjatuhkan harga di tingkat petani. "Ya kalau kami sudah tidak bisa menyerap kami ekspor, tapi kami juga tidak menunggu gudang penuh. Begitu pasar sudah ada ya kami ekspor. Harga masih dinegosiasikan sekarang tinggal kualitas agar tidak kalah bersaing dengan negara lain," katanya.