Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Maskapai Dengarkan Petisi Warga Soal Tiket Pesawat

Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Carriers Association/INACA) sepakat untuk menurunkan tiket pesawat, yang sempat melambung beberapa waktu belakangan.
Ilustrasi./Bisnis
Ilustrasi./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Indonesia National Carriers Association/INACA) sepakat untuk menurunkan tiket pesawat, yang sempat melambung beberapa waktu belakangan.

"Kami berkomitmen untuk menurunkan harga tiket. Kami sejak minggu lalu, khususnya Jumat, sudah menurunkan tarif harga domestik," kata Ketua INACA Ari Ashkara dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu (13/1/2019).

Ari memaparkan, keputusan tersebut diambil berdasarkan komitmen positif dari stakeholder, yakni Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Airnav dan Pertamina.

Selain itu, anggota INACA juga mendiskusikan keprihatinan masyarakat atas tingginya harga tiket penerbangan.

"Walaupun di tengah kesulitan maskapai nasional yang ada, tapi kami lebih mendengar keluhan masyarakat tentang harga tiket," ungkapnya.

Menurutnya, beberapa tarif penerbangan domestik turun sejak Jumat, di antaranya untuk rute Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta dan Bandung-Denpasar, Jakarta-Surabaya.

Mulai Minggu (13/1) atau Senin, maskapai juga akan menurunkan harga tiket penerbangan untuk rute domestik lainnya, di antaranya Jakarta-Padang, Jakarta Pontianak, dan Jakarta-Jayapura.

Konferensi pers tersebut juga dihadiri oleh perwakilan dari AP I, AP II, serta beberapa maskapai, yakni Garuda Indonesia, Airasia, Sriwijaya Group, Lion Air Group, dan Citylink.

I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra menegaskan penurunan tiket penerbangan akan tetap mengutamakan keselamatan penumpang.

Anggota Komisi VI DPR Fadhlullah menyatakan tarif transportasi udara yang diberlakukan harus berpihak kepada masyarakat, jangan sampai memberatkan calon penumpang.

Artinya, harga tiket pesawat misalnya harus benar-benar dirasionalkan dengan jarak tempuh, sebab harga tiket dalam sepekan terakhir ini naik drastis khususnya untuk penerbangan domestik, kata Fadhlullah di Banda Aceh, Sabtu (12/1/2019).

Ia menjelaskan masyarakat di daerah pemilihannya yakni Provinsi Aceh ada yang mengambil rute penerbangan ke negeri jiran yakni Malaysia untuk bertolak ke jakarta atau daerah lainnya menyusul harga tiket domestik naik signifikan.

General Manajer Garuda Indonesia Kantor Cabang Surakarta Hendrawan di Solo, Sabtu (12/1/2019) mengatakan tidak ada penurunan keterisian terkait petisi dari warganet yang menyuarakan "Turunkan Harga Tiket Pesawat". Rute Solo-Jakarta saat ini tingkat keterisian masih 75-80 persen dari total kapasitas 162 kursi.

Pengaruhi Wisatawan

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Jawa Tengah Daryono meminta adanya evaluasi terkait kenaikan tarif tiket pesawat karena adanya kenaikan tarif tersebut dianggap kontraproduktif dengan upaya untuk menggenjot kunjungan wisatawan.

"Dengan adanya kenaikan tarif tiket akan berdampak negatif bagi kunjungan wisatawan, baik domestik maupun mancanegara," katanya.

Ketua Association of The Indonesian Tour and Travel Agencies (Asita) Kalimantan Barat, Nugroho Henray Ekasaputra, mengatakan 60 persen aktivitas orang ingin berwisata dipengaruhi oleh harga tiket pesawat. Jika harga tiket tinggi tentu orang akan berfikir ulang atau akan sedikit memperhatikan untuk kegiatan berwisatanya.

"Apalagi ke Kalbar ini, saat hari kegiataan keagamaan dan hari besar sebelumnya saja tinggi. Jika dengan kondisi sekarang tentu akan jauh lebih tinggi. Pada Cap Go Meh saja di Singkawang, sudah ada tamu kita yang membatalkan ke sana. Sebab untuk transportasi sangat tinggi," jelas dia.

Ia menambahkan belum lagi saat ini satu di antara maskapai yaitu Lion Air, tidak lagi mengratiskan bagasi. Hal itu, kata dia, akan mempengaruhi minat wisatawan membeli produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

"Bagasi tidak lagi gratis, wisatawan berpikir panjang untuk membeli dalam jumlah banyak oleh-oleh hasil produk UMKM. Hal tersebut tentu berdampak negatif pada sektor UMKM tersebut," katanya.

Oleh karena itu, sebagai pemberi jasa perjalanan, pihaknya meminta pemerintah mempertimbangkan dan memperhatikan hal-hal tersebut terkait peningkatan kunjungan wisatawan.

"Kami promosi ke sana kemari tidak akan berdampak maksimal tanpa didukung kebijakan yang memudahkan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Miftahul Ulum
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper