Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terbebani Subsidi Silang PSO, Laba Bersih Pos Indonesia Turun 60%

PT Pos Indonesia (Persero) terbebani adanya subsidi silang public service obligation (PSO) Layaan Pos Universal, sehingga laba bersih perusahaan mengalami penurunan.

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Pos Indonesia (Persero) terbebani adanya subsidi silang public service obligation (PSO) Layaan Pos Universal, sehingga laba bersih perusahaan mengalami penurunan.

Pendapatan perusahaan pada 2018 diperkirakan mencapai Rp5,1 triliun naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp5,074 triliun. Sebaliknya, laba bersih diproyeksikan berkisar Rp130 triliun pada 2018 turun 60% dari tahun lalu yang mencapai Rp355 triliun.

Kontribusi terbesar dari pendapatan tersebut didapat dari bisnis jasa kurir sebesar Rp3,5 triliun, jasa keuangan sebesar Rp1 triliun, distribusi materai Rp320 miliar dan sisanya dari bisnis properti.

Direktur Keuangan dan Umum PT Pos Indonesia (Persero) Eddi Santoso mengestimasikan laba bersih dari pendapatan perusahaan tersebut bermargin 4%, sehingga laba bersih berkisar Rp130 miliar. Dia mengakui laba bersih mengalami penurunan.

Dia menjelaskan penurunan tersebut akibat dari layanan jasa postal masih melayani Layanan Pos Universal yang merupakan PSO dari pemerintah. Namun, lanjutnya, berbeda dengan PSO yang diberikan kepada BUMN lain, pemerintah tidak memberikan penggantian subsidi secara utuh.

"Di tahun 2018 Pos menerima Bantuan Operasional LPU dari Pemerintah sebesar Rp345 miliar," katanya seusai menghadiri peluncuran kerja sama uang elektronik bersama salah satu Bank BUMN, pada Rabu (9/1/2019).

Bila subsidi PSO diganti seluruhnya oleh pemerintah, dia menilai laba bersih Pos Indonesia akan melompat berkisar Rp200 miliar--Rp300 milar.

"Sebagian laba kita biayakan [menutupi] subsidi yang kurang itu akhirnya laba tergerus ke bawah. Jadi pos melayani tugas seluruh Indonesia, ada 2.600 kantor untuk layanan pos universal yang kategori subsidi tapi dibatasi," terangnya.

Eddi menilai jumlah laba bersih tersebut meleset dari target sebesar Rp400 miliar. Pencanangan target tersebut lanjutnya sudah mempertimbangkan adanya penyesuaian perhitungan PSO dari tarif yang sekarang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper