Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Produsen Biofuel (Aprobi) menilai pemerintah perlu mendorong pengembangan bahan bakar B30 untuk manfaatkan kapasitas terpasang industri pengolahan biofuel.
Hal tersebut disampaikan Ketua Umum Aprobi Master Parulian Tumanggor usai acara Disuksi Sawit Bagi Negeri yang berlangsung di Jakarta, Kamis (09/01/2019). Dia menjelaskan saat ini kapasitas terpasang industri tersebut mencapai 12 juta kilo liter, sedangkan produksi pada 2019 ditargetkan mencapai setengah dari kapasitas terpasang atau sekitar 6 juta kilo liter.
Target produksi tersebut menurutnya dihitung 20% dari ketersediaan solar saat ini yang diperkirakan mencapai 32 juta kilo liter. Dengan pengembangan bahan bakar B30, Aprobi optimistis dapat mendongkrak produksi hingga 9 juta kilo liter.
"Tinggal pemerintah [keluarkan instruksi], hei kau mainkan B30, selesai barang," ujar Tumanggor.
Pengembangan bahan bakar B30 sendiri menurutnya terkendala berbagai keluhan dari pengembangan bahan bakar B20 yang sebelumnya dicanangkan pemerintah. Tumanggor menjelaskan, salah satu sektor yang kerap menyampaikan keluhan mengenai B20 adalah seksi transportasi umum.
Dia menjelaskan Aprobi sedang berkomunikasi dengan pemerintah untuk pengembangan B30 dan akan segera dilakukan uji coba. "Paling tidak pemerintah umumkan Agustus [2019] akan laksanakan B30, kita tampung protesnya sekarang sampai Agustus," ujarnya.
Tumanggor pun menjelaskan faktor lain yang kerap menjadi penghalang pengembangan bahan bakar B30 adalah moratorium izin perkebunan kelapa sawit. Tuntutan Uni Eropa dinilai membuat moratorium tersebut terbit, oleh karena itu pemerintah menurutnya perlu meningkatkan serapan sawit oleh industri dalam negeri, salah satunya melalui pengolahan biodiesel.
Berdasarkan catatan Aprobi, produksi minyak sawit mentah (CPO) pada 2018 mencapai 42 juta ton dan produksi minyak inti sawit mentah (CPKO) mencapai 4,7 juta ton. Dari jumlah tersebut, konsumsi domestik untuk keperluan pangan, non pangan, dan biodiesel pada 2018 mencapai 13,28 juta ton.
Konsumsi domestik pada 2018 tercatat meningkat 19,42% dari konsumsi 2017 sebesar 11,12 juta ton. Adapun pada 2030 konsumsi domestik diproyeksikan meningkat hingga 19,26 juta ton dan pada 2050 mencapai 37,45 juta ton.